Keadaan dalam sebuah perusahaan atau instansi tidak selalu sama dari saat ke saat. Adakalanya perusahaan mengalami pula pasang dan surut. Jika perusahaan berkembang baik maka peluang-peluang pun akan melebar. Tetapi jika perusahaan melesu, terjadilah keadaan yang sebaliknya. Peluang-peluang menyempit dan promosi-promosi yang dijanjikan atau ditargetkan menjadi tertunda. Jauh sebelum hal itu terjadi, Anda harus menyiapkan diri lebih dulu. Anda akan menghadapi suatu saat dimana instansi Anda dalam keadaan macet atau beku. Pada saat ini yang Anda rasakan dan Anda lihat adalah suasana monoton. Gairah kerja pegawai merosot dan disiplin kerja ikut terpengaruh. Orang-orang terbelenggu perasaan acuh tak acuh, apatis, dan kebanyakan tidak tahu harus berbuat apa. Keadaan demikian dapat berlarut-larut sedemikian rupa sehingga beberapa rencana terpaksa ditunda atau malahan batal. Saat ini merupakan saat yang menggelisahkan dan
kalau tak ada usaha-usaha untuk mengubah keadaan maka terjadilah suasana frustasi di kalangan pegawai. Wabah frustasi dapat membuat orang bertindak indisipliner dan mencari jalan keluar sendiri-sendiri. Bagaimana sikap Anda jika menghadapi hal yang demikian? Di sinilah tantangan buat Anda untuk mengambil sikap positif. Sikap positif ini mungkin saja akan dianggap sebagai "melawan arus" oleh rekan-rekan Anda karena sebagian besar mereka sudah terjebak oleh frustasi tadi. Sikap Anda di mata atasan maupun rekan merupakan kekecualian! Anda tidak harus frustasi seperti kebanyakan rekan Anda yang belum siap mental itu. Justru saat-saat seperti inilah kesempatan Anda berpeluang bagus untuk menampakkan diri pada siapapun bahwa Anda sedikitpun tidak terpengaruh oleh situasi perusahaan atau instansi. Perlihatkan bahwa Anda mempunyai sikap konsisten dan tegar. Di samping itu, Anda tampak tabah, sabar, dan dewasa dalam menghadapi suasana semacam itu. Di sini kualitas Anda sebagai pegawai diuji dengan ujian berat. Saat ini meraih jabatan benar-benar hanya seperti mimpi di siang bolong. Tidak ada formasi. Tidak ada promosi. Tidak ada secuil harapan pun. Semua berlalu seperti air yang datar saja dan suasana kerja sama sekali tak menyenangkan. Frustasikah Anda? Jika Anda melakukan hal negatif mungkin Anda akan puas dengan perbuatan tersebut. Tetapi ingatlah bahwa kepuasan yang Anda lakukan itu tak lebih dari kepuasan sesaat yang kompensatif sifatnya. Jika saja Anda dapat melakukan kontrol diri pada saat-saat semacam itu, Anda tidak ikut-ikutan frustasi dan tetap konsisten dengan prinsip Anda bekerja, maka Anda seakan-akan mempunyai semacam tabungan untuk hari tua Anda atau masa depan anda di perusahaan itu.
Dalam suasana demikian, sejumlah pimpinan akan menilai para bawahan, termasuk Anda, siapa saja di antara pegawai yang memiliki daya tahan, konsistensi, dan kesabaran. Beberapa pegawai yang merasa gerah dengan situasi perusahaan mungkin sudah meloncat keluar, meninggalkan instansi untuk bergabung dengan usaha lain dan mengadu nasib di tempat yang baru. Sebagian memutuskan tinggal di tempat, tetapi dengan suasana frustasi menghimpit mereka. Di manakah Anda berada? Usahakanlah sedapat mungkin agar Anda tetap konsisten berada di barisan depan mereka yang tidak tergoyahkan oleh kelesuan suasana. Hendaknya Anda menjadi diri Anda sendiri dan tidak berpikiran untuk menjadi orang lain. Anda sendiri yang gagah, yang sabar, dan tawakal dan setia pada janji Anda pada instansi Anda. Tunjukkanlah pikiran Anda hanya pada suatu titik, yaitu bagaimana agar kewajiban Anda pada instansi dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Agar target kerja tercapai dan kerjasama dengan rekan sekerja terbina seharmonis mungkin. Soal apakah jabatan yang Anda inginkan akan tercapai atau tidak, bukan hal yang terlalu penting untuk saat ini. Ibaratnya, dalam badai Anda jangan berpikir untuk menjadi kapten kapal, tetapi lakukan tindakan-tindakan penyelamatan seakan-akan Anda kapten kapal itu sendiri. Jika badai berlalu dan perusahaan sudah normal maka nilai anda selama masa lesu akan muncul dengan sendirinya. Orang akan ingat siapa “kapten” dalam badai dahulu. Siapa "motivator pembawa semangat" dalam masa lesu dulu, dan sebagainya! Wajah Anda, semangat Anda, ketabahan Anda, dan sekaligus tindakan Anda yang terpuji, akan muncul kembali bagaikan sebuah rekaman video, di benak para pemegang kunci jabatan.
Karir yang luar biasa dirintis dari melakukan hal sehari-hari secara istimewa
Memang siapa lagi yang akan mereka tengok selain Anda yang memiliki kepribadian kuat, tabah, konsisten, dan tahan godaan dalam suasana apapun. Andalah itu orangnya dan . . . mereka pun akan sepakat untuk memilih Anda . . . . ! Anda dapat mengambil contoh masalah frustasi di kalangan pertandingan olahraga. Entah itu tinju, bulu-tangkis, atau sepakbola asal saja si pemain sudah kejangkitan frustasi, maka irama permainannya cenderung rusak yang akhirnya akan mengantar sang pemain kepada kekalahan di arena. Petinju yang frustasi akan menggebrak terus dengan pukulan asal-kena dan energi yang tak lagi terkontrol. Maka dalam waktu dekat staminanya pun akan terkuras dan lawan dengan mudah memukulnya KO atau TKO. Kekalahan Foreman dari Muhammad Ali di Kinshasa dalam perebutan gelar dulu, juga karena hal yang sama. Foreman yang dikenal sebagai raja KO ingin memaksakan KO itu pada ronde-ronde permulaan. Tetapi ketika emosinya yang hebat itu menemui kenyataan bahwa Ali belum juga jatuh, terjadilah semacam frustasi di ronde-ronde selanjutnya. Dengan cerdik, Ali memanfaatkan
situasi ini dengan cara menguras habis tenaga lawannya, dan kemudian pada saatnya yang tepat Ali melancarkan pukulan KO-nya. Juga pada pertandingan bola. Bila gawang sudah berhasil dijebol lawan, sering terjadi frustasi pada para pemain yang kalah itu. Apalagi jika umpan terobosan selalu kandas di kaki lawan, maka umumnya lantas terjadi frustasi yang justru mengakibatkan rusaknya irama permainan. Bola mulai tak terkontrol. Salah memberi bola pada lawan. Bola dibawa sendirian menerobos daerah lawan dengan akibat gagal dan kerja membuang-buang bola ke luar lapangan, serta asal tendang yang menjengkelkan penonton. Demikianlah. Jika Anda merenungkan contoh di atas tentu Anda yakin akan kesia-siaan sikap ikut frustasi yang tak jelas dan tak menguntungkan itu. Percayalah bahwa frustasi tak akan memperbaiki nasib, justru merusak nasib. Irama kerja menjadi rusak dan harmoni kerja pun terganggu.
Kalau saja Anda ingat akan catatan di bawah ini, Anda akan tegas mengambil sikap menjauhi sikap frustasi:
1. Jngatlah, bahwa perusahaan atau instansi tidak lepas dari hukum pasang-surut. Adakalanya instansi maju, berproduksi maksimal dan keuntungan me-limpah, maka ada titik terang untuk promosi jabatan. Adakalanya instansi surut, tidak lancar dan terasa beku. Ini semua kenyataan yang harus dihadapi dengan pikiran tenang.
2. Ingatlah, bahwa tak selamanya ada lowongan jabatan. Mungkin ada penciutan, rasionalisasi, atau penyederhanaan demi efisiensi perusahaan. Inipun bukan sesuatu yang harus disesalkan. Ingatlah juga bahwa lowongan jabatan pun jika ada, diperebutkan oleh beberapa orang selain diri Anda. Dalam perebutan tentu saja ada pihak yang menang dan ada pula yang kalah. Jika Anda termasuk yang kalah, bebaskan hati dari perasaan susah. Mungkin belum saatnya Anda meraih kemenangan.
3. Ingatlah juga, frustasi menampilkan citra buruk di mata orang-orang lain. Anda dianggap mempunyai mentalitas
kerdil dan diragukan apakah kelak dapat jadi pimpinan yang baik dengan mentalitas sedemikian.
4. Ingatlah, kesabaran merupakan tabungan berharga pada saat ini dan akan menjadi modal di hari nanti, yaitu hari Anda dinilai dan dinominasikan untuk sesuatu jabatan. Tuhan memberikan pertolongan khusus kepada orang-orang yang sabar dan tawakal.
5. Ingatlah, jangan sekali-kali melepas suatu cita-cita yang baik hanya karena pengaruh keadaan yang sifatnya pun sementara. Pegang teguh cita-cita Anda itu.
6. Ingatlah, apapun yang terjadi, tetaplah memelihara hubungan baik secara terus-menerus dengan siapa saja. Tak terkecuali dengan saingan Anda yang memenangkan jabatan. Tunjukkan bahwa kebesaran jiwa Anda jauh lebih hebat dari pada sekedar jabatan.
Lalu bagaimana jika Anda memang sudah tidak tahan lagi dengan keadaan yang tak menguntungkan Anda? Di sini berlaku "teori gunung api" atau "teori lava" yang sederhana. Menurat hukum alam, jika kepundan gunung api tersumbat oleh lava beku, maka lava dalam gunung akan mencari jalan ke samping yaitu mengalir di pinggang gunung dan bukan lewat kepundan gunung itu. Ini ibarat nasib Anda. Jika jalan "ke atas" sudah buntu, maka tidak salah kalau anda melihat kemungkinan-kemungkinan di luar atap instansi. Anda cobalah dengan usaha-usaha yang sifatnya sambilan sementara menunggu keadaan dalam perusahaan Anda membaik dan memberi harapan lagi. Syaratnya tentu saja ada. Sambilan, betapapun juga, harus merupakan usaha yang halal, tidak bertentangan dengan hukum, dan tidak membuat efek sampingan yang merugikan instansi atau perusahaan. Selain itu sambilan harus tidak mengganggu pekerjaan pokok Anda dan sesuai dengan bakat dan kemampuan pribadi Anda. Anda memang harus berusaha keras karena memang tak seorang pun akan menolong Anda memperbaiki nasib,
Setiap hari adalah sama. Andalah yang membuatnya berbeda!
kecuali tangan Anda sendiri dengan ijin Tuhan. Ahasil, itu semua hanya dapat dilaksanakan kalau Anda sanggup berpikir tenang. Hanya kalau anda tidak gelisah dan frustasi, karena frustasi dapat membunuh kreasi. Jika saja jiwa Anda tenang, tabah, dan akomodatif terhadap situasi, Anda akan lebih mudah memperluas cakrawala pemikiran Anda dengan idea-idea baru dan segar. Program Anda untuk mengusahakan sambilan ini menjadi lebih jelas, lebih terarah, dan lebih bermanfaat. Pendek kata, usaha sambilan akan menjadi kompensasi positif selama masa tak rnenentu itu atau masa transisi dari memburuknya keadaan perusahaan ke saat-saat keadaan menjadi lebih baik. Usahakanlah pada akhirnya atasan akan memberi komentar positif "Dia termasuk orang yang tabah dalam instansi kita ini!" atau komentar lain, "Terdesak oleh keadaan, Si Kumar tetap bertahan". Atau secara tak sadar mereka berucap, "Nanti jika kita sudah lepas dari kesulitan, dia akan kita pikirkan nasibnya". Alangkah besar nilai tanggung jawab itu. Alangkah berharga dan indahnya kesabaran. Alangkah hebat ketegaran dan konsistensi itu. Hebat seperti api yang tak pernah padam. Itulah seharusnya gambaran diri Anda. Setelah itu orang boleh iri jika di masa datang ternyata Andalah orang yang menyandang keberuntungan. Itu hak Anda sepenuhnya yang timbul karena Anda telah melakukan pekerjaan di masa susah dengan cara sebaik-baiknya