(021) HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI SISWA-SISWI SMA 2 PAYAKUMBUH


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia (Ichsan, 1988). Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif dan ekonomis (UU No.23 1992).

Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula (Yasrin, 1996). Manusia yang sehat dan memiliki tingkat kesegaran yang baik akan mampu berprestasi dalam pekerjaan sehingga tingkat produktivitas akan meningkat (Pradono, 1999).

Hasil penelitian survey kesegaran jasmani pada usia kerja yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 1993 yaitu 92,4% termasuk kategori kurang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pradono tahun 1998 pada usia 20-39 tahun warga Kebon Manggis, Jakarta Timur diperoleh hasil pengukuran VO2max 50,2% termasuk kategori sangat kurang, 26,8% kurang, 15% cukup dan 7,7% baik.

Kesegaran jasmani seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni, faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud faktor internal adalah sesuatu yang sudah terdapat dalam tubuh seseorang yang bersifat menetap misalnya genetik, umur, jenis kelemin. Sedangkan faktor eksternal diantaranya aktivitas fisik, lingkungan dan kebiasaan merokok (Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Upaya Kesehatan Puskesmas, 1994; Abdullah, 1994).

Dr. Brotz telah menuliskan pada tahun 1983 dalam journal of American Medical Association sebagai berikut: tidak ada obat yang bisa digunakan sekarang atau masa depan yang memberikan dan mempertahankan kesehatan yanglebih baik dari pada kebiasaan yang senantiasa berolahraga. Banyak penelitian mengenai efek latihan olahraga pada usia muda. Dari penelitian Allewison dan Andrews 1976, sepertiga hari sekolah dicurahkan pada pendidikan jasmani. Hasilnya secara dramatis terlihat sebagai anak yang kuat, badan yang sehat dan cenderung memiliki kemampuan akademik yang baik ( Sumardjono, 1987).

US Centers for Desease Control and Prevention (CDC) dan American Collage of Sport Medicine melaporkan bahwa sebanyak 250.000 jiwa melayang setiap tahun karena gaya hidup yang pasif. Ketidak aktifan memberikan kontribusi kematian yang besar (34%) dan menelan biaya $5,7 milyar pertahun (Sharkey).Kekurangan gerak atau kurangnya keterlibatan secara aktif dalam berolahraga dapat menyebabkan derajat kesegaran jasmani yang rendah. Kondisi biologik ini nampak pada keadaan nyata seperti:

Ø Orang lekas menderita kelelahan pada saat melakukan tugas sehari-hari yang tergolong berbobot sedang

Ø Sistem otot dalam keadaan lemah yang menyebabkan kekuatan, kecepatan dan daya tahan rendah

Ø Penampilan tampak loyo dan gairah hidup kurang

Kekurangan gerak dan kurangnya latihan dengan intensitas yang memadai dapat menimbulkan penyakit kurang gerak. Penyakit ini menampakkan dirinya dalam beberapa gejala seperti tubuh tambun atau berkadar lemak tinggi, fungsi organ tubuh yang lemah dan hidup yang cenderung tidak bergairah. Penderita cenderung mengidap penyakit berbahaya seperti penyakit jantung, paru-paru, dan ginjal, tekanan darah tinggi dan gangguan pencernaan (Lutan, 1991).

Aspek penting lainnya dari hidup aktif termasuk menghilangkan kebiasaan negatif, seperti kecanduan rokok. Berdasarkan Public Health Promotion Office for Desease Prevention and Health Promotion, rokok mengakibatkan 400.000 kematian setiap tahun termasuk 30% kanker (85% kanker paru-paru) dan 25% karena masalah kardiovaskuler (Sharkey,2003).

Menurut survey WHO pada tahun 1990, ternyata 75% pria Indonesia dan 15% wanita Indonesia adalah perokok aktif. Indonesia Pneumobile Project (IPP) melaporkan bahwa tahun 1989 di Jakarta dan Surabaya pada 4118 subyek yang terdiri dari anak sekolah dan pekerja didapatkan populasi perokok pada pria sebanyak 45,7% dan wanita sebanyak 1,8% .

Daya tahan kardiorespirasi atau aerobic capacity merupakan komponen terpenting dari kebugaran jasmani (Ichsan, 1997). Seseorang dengan kapasitas aerobik yang baik, memiliki jantung yang efisien, paru-paru yang efektif, peredaran darah yang baik pula, yang dapat mensuplai otot-otot sehingga yang bersangkutan mampu bekerja secara kontiniu tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan (Sumaedjono, 1996).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada sub bab latar belakang masalah, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Apakah jenis kelamin, kebiasaan berolahraga dan kebiasaan merokok secara nyata memberikan pengaruh terhadap daya tahan kardiorespirasi siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh?

2. Berapa besarkah tingkat pengaruh yang diberikan oleh jenis kelamin, kebiasaan berolahraga dan kebiasaan merokok terhadap daya tahan kardioresoirasi siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh?

3. Faktor manakah diantara jenis kelamin,m kebiasaan berolah raga dan kebiasaan merokok yang memiliki tingkat pengaruh paling yang terbesar terhadap daya tahan kardiorespirasi siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui faktor mana yang paling mempengaruhi daya tahan kardorespirasi siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh ditinjau dari segi jenis kelamin, kebiasaan berolahraga, dan kebiasaan merokok.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pola hubungan yang terjadi antara jenis kelamin, kebiasaan berolahraga dan kebiasaan merokok terhadap daya tahan kardiorespirasi siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh.

2. Untuk mengetahui besarnya nilai tingkat pengaruh yang diberikan oleh jenis kelamin, kebiasaan berolahraga dan kebiasaan merokok terhadap daya tahan kardiorespirasi siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, khususnya bagi pihak SMA 2 Payakumbuh, sebagai berikut :

1. Sebagai masukan dalam rangka meningkatkan daya tahan kardiorespirasi dan dalam upaya meningkatkan status kesegaran jasmani siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh.

2. Hasil ini dapat menambah wawasan ilmu khususnya dibidang kesehatan olahraga.

3. Sebagai referensi tambahan bagi peneliti lain yang memfokuskan penelitiannya pada kasus yang sama atau kasus yang berhubungan dengan tema skripsi ini.

Sponsor

Pengikut