PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERNAHAYA DAN BERACUN PT.PERTAMINA UP IV CILACAP JAWA TENGAH SEBAGAI BATA TAHAN API (TEKNIK SOLIDIFIKASI)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
PT. PERTAMINA UP IV Cilacap adalah industri yang mengelola minyak dan gas
bumi di Indonesia, menghasilkan limbah dengan jenis dan karakteristik yang berbeda-beda.
Dimana unit pengolahan minyak dan kapasitasnya adalah 348.000 barrel/hari. Proses
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di PT. Pertamina (Persero) UP-IV
Cilacap terlihat dengan adanya prosedur pengelolaan limbah B3 dalam bentuk tata kerja
organisasi nomor B-013/E-14900/2006-SO dengan pihak LLKK sebagai operasional utama
dalam kegiatannya dan ditunjang dengan tata kerja organisasi dan tata kerja individu yang
lain di lingkungan PT. Pertamina UP-IV Cilacap.
PT. PERTAMINA UP-IV Cilacap menghasilkan limbah tatoray spent catalyst TA-5
sebanyak 67.890,7 ton, sandblasting, alumina, ceramicball, clay dan glasswall yang
tersimpan dalam gudang penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sejak
tahun 2004. Limbah selalu menimbulkan masalah bagi lingkungan, apalagi jika tergolong
kategori bahan berbahaya dan beracun (B3). Maka perlu adanya perlindungan lingkungan
lebih lanjut. Penanganan limbah B3 diserahkan kepada PT. Persada Pamunah Limbah
Industri (PPLI) dan membutuhkan biaya cukup besar. Penanganan limbah bisa dilakukan
dengan tidak membutuhkan biaya besar yaitu dengan memanfaatkan limbah B3 menjadi
bahan bangunan seperti batu bata (brick), paving block, beton, ceramic, merchandise,
furniture dll.
Dengan melakukan pemanfaatan limbah B3 PT. Pertamina UP-IV Cilacap yaitu
limbah TA5, limbah sandblasting dan limbah alumina sebagai bata tahan api diharapkan
kualitas bahan bangunan dapat diwujudkan. Pemanfaatan limbah pada bahan bangunan
dapat mengurangi pencemaran terhadap makhluk hidup dan lingkungan. Serta
menghasilkan alternatif bahan bangunan yang ramah lingkungan.
Sifat keamanan dan kenyamanan dalam suatu bahan bangunan harus diperhatikan
guna memperhatikan keselamatan masyarakat contohnya kebakaran. Kebakaran sering
menimbulkan berbagai akibat yang tidak diinginkan baik yang menyangkut kerugian
materil, kerusakan lingkungan, dan menimbulkan ancaman bagi keselamatan jiwa manusia.
Pada bangunan gedung tinggi, pencegahan dan penanggulangannya terhadap bahaya
kebakaran sangat penting, karena bangunan gedung tinggi merupakan suatu sistem yang
kompleks dimana pengamanannya terhadap bahaya kebakaran sangat diutamakan.
Limbah TA-5 adalah limbah katalis dalam proses yang terjadi di unit tatoray.
Katalis ini berbentuk pellet, berwarna hitam dan tidak berbau. Limbah ini mengadung silica
dan alumina. Limbah sandblasting adalah pasir yang mengandung pasir silica berwarna
coklat muda, pasir ini digunakan pada proses penggolontoran sehingga pasir ini langsung
terkontaminasi dengan minyak yang mengandung limbah. Sedangkan limbah alumina
bersifat tidak larut dalam air dan organik cair dan sangat ringan. Dapat larut dalam asam
kuat dan alkali. Unsur silica pada pasir dan unsur alumina pada tanah liat baik digunakan
dalam pembuatan bata tahan api karena sifat kedua unsur adalah tahan api.
Seiring perkembangan teknologi, pengunaan batu bata semakin menurun.
Munculnya material-material baru seperti gypsum, bambu yang telah diolah, cenderung
lebih dipilih karena memiliki harga lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.
Penggunaan tanah liat yang berlebihan dan sedikit pasir akan berakibat bata akan menyusut
dan retak lebih cepat selama pengeringan dan pembakaran bata. Pasir yang terlalu banyak
juga akan mengakibatkan tidak ada lekatan antar butir-butirnya sehingga bata menajdi
rapuh dan lemah. Sedikit mengandung kapur berguna untuk membantu proses pelelehan
pasir saat pembakaran dan mengikat butir-butir tanah. Apabila terlalu banyak kapur, bata
menjadi mudah retak. Oksida besi juga sedikit digunakan untuk memperbaiki proses
pembakaran dan memberi warna merah setelah pembakaran (Tjokrodimulyo,1995).
Limbah TA 5, limbah sandblasting dan limbah alumina mengandung silica dan
alumina, dimana jika kadar silica dan alumina diperbanyak, kolaborasi dengan bahan
bangunan lainnya bisa menghasilkan bahan yang tahan api. Ini karena sifat alumina dan
silica yang tahan terhadap suhu tinggi yaitu alumina 2000°C dan silica 1700°C. Limbah
TA-5, sandblasting dan alumina dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan bata
tahan api melalui proses solidifikasi. Untuk itu perlu diteliti komposisi campuran limbah
yang tepat dalam pembuatan bata.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1. Apakah limbah TA-5, sandblasting dan alumina yang dimanfaatkan untuk
pembuatan bata tahan api memiliki nilai uji kuat tekan yang sesuai dengan standar
bata dan pasaran?
2. Apakah limbah TA-5, sandblasting dan alumina yang dimanfaatkan untuk
pembuatan bata tahan api dapat mengimobilisasi logam-logam berat?
3. Berapakah konsentrasi unsur-unsur logam berat pada limbah TA-5, sandblasting
dan alumina yang terlepas setelah dibuat bata tahan api pada waktu pengujian
TCLP?
4. Bagaimana pengaruh penambahan komposisi limbah TA-5, sandblasting dan
alumina terhadap kualitas bata tahan api yang dihasilkan?
5. Bagaimana perbandingan nilai produksi pembuatan bata tahan api dengan
menggunakan limbah TA-5, sandblasting dan alumina dibandingkan dengan bata di
pasaran?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui konsentrasi logam berat pada limbah TA-5, sandblasting dan
alumina yang terlepas setelah disolidifikasi menjadi bata tahan api.
2. Untuk mengimobilisasi logam-logam berat pada limbah TA-5, sandblasting dan
alumina setelah disolidifikasi menjadi bata tahan api.
3. Untuk mengetahui sifat fisik yaitu pengujian kuat tekan bata tahan api dari limbah
TA-5, sandblasting dan alumina.
4. Untuk mengetahui nilai produksi yang dikeluarkan dalam pembuatan bata tahan api
dengan menggunakan campuran limbah TA-5, sandblasting dan alumina dan
dibandingkan dengan bata di pasaran.
5. Untuk mengetahui apakah pemanfaatan campuran limbah TA-5, sandblasting dan
alumina dapat mempengaruhi kualitas bata menjadi tahan api.
1.4 Manfaat Penelitian
Pemanfaatan limbah TA-5, sandblasting dan alumina dalam pembuatan bata
diharapkan akan memberikan manfaat:
1. Limbah TA-5, sandblasting dan alumina dari PT. Pertamina UP IV Cilacap dapat
dimanfaatkan sebagai bata tahan api.
2. Pemanfaatan limbah TA-5, sandblasting dan alumina untuk pembuatan bata tahan
api dapat meminimalkan unsur-unsur logam berat dan meningkatkan keamanan dan
keselamatan bahan bangunan.
3. Dapat mengurangi pencemaran terhadap makhluk hidup dan lingkungan. Serta
menghasilkan alternatif bahan bangunan yang ramah lingkungan.
1.5 Batasan Masalah
Sesuai dengan tujuan penelitian, agar penelitian ini lebih mudah perlu adanya
batasan-batasan sebagai berikut :
1. Limbah padat yang digunakan pada penelitian ini berasal dari limbah TA-5,
sandblasting dan alumina PT. PERTAMINA UP IV Cilacap.
2. Bahan tambahan pembuatan bata yaitu: feldspar, kaolin, fireclay dan air yang
berasal dari studio keramik PPPPTK Seni dan Budaya Kesenian Yogyakarta.
Sedangkan andesite (batu vulkanik) diperoleh dari Jl. Magelang km 16 Yogyakarta.
3. Metode pengujian kekuatan produk yang dilakukan mengacu pada metode SNI dan
ASTM.
4. Tungku Pembakaran bata tahan api di lakukan di studio keramik PPPPTK Seni dan
Budaya Kesenian Yogyakarta dengan suhu 1.200°C.


Free download
Klik Disini

Sponsor

Pengikut