Perbedaan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Materi Operasi Hitung..

ABSTRAK

Kata Kunci: Hasil Belajar, Kooperatif Tipe Jigsaw, Pembelajaran Konvensional,
Operasi Hitung Pecahan.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah masih banyak guru matematika dalam proses pembelajaran di sekolah, dilakukan dengan secara monoton yang disebut pembelajaran konvensional. Pembelajaran tersebut mengakibatkan banyak siswa menjadi bosan atau tidak nyaman dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa berakhir dengan tidak tuntas.
Dalam dekade terakhir ini, para ahli pendidikan matematika telah banyak mengembangkan model pembelajaran dan berhasil mendorong minat siswa dalam kerja sama (kooperatif) yang diterapkan di kelas. Tipe model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Untuk mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan belajar siswa dengan tipe model kooperatif ini, peneliti mencoba membandingkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dan model pembelajaran konvensional.
Tujuan penelitian ini untuk mempelajari bagaimana perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran konvensional pada materi pelajaran operasi hitung pecahan
Dalam penelitian ini, selain menggunakan analisa kuantitaif, juga dilakukan analisis kualitatif dengan mendeskripsikan hasil proses belajar tuntas. Subyek penelitian terdiri atas satu kelas sebagai kelompok kooperatif tipe jigsaw dan lainnya kelompok konvensional. Data hasil belajar siswa masing-masing berdasarkan hasil tes, pengamatan langsung dan catatan lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa dalam kelompok kooperatif tipe jigsaw (82,61%), lebih tinggi dari pada kelompok konvensional (43,48%). Dengan menetapkan = 0,05, berdasarkan data secara signifikan ternyata tidak ada perbedaan hasil belajar siswa dari kedua kelompok model pembelajaran ini. Hal ini disebabkan beberapa faktor yang tak terkontrol seperti latar belakang lingkungan dan kondisi belajar siswa terutama manajemen kelas selama proses pembelajaran, belum berlangsung maksimal.
File Selengkapnya.....

Sponsor

Pengikut