BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sebuah hubungan, korelasi yang terjadi antara dua pihak adalah interdepedensi. Pihak pertama mampu membaca dan memahami pihak kedua. Demikian pula pihak kedua, bisa dipahami oleh pihak pertama. Dalam hubungan subjek-objek, subjek dianggap berhasil berkorelasi jika mampu mencerna objek dengan baik. Sementara objek, berhasil tampil dalam bentuk yang understood bagi subjek.
Dalam wacana tafsir, subjek adalah mufassir dan objek adalah al-Qur’an. Hubungan interdepedensi antara keduanya dapat dianggap berhasil jika mufassir mampu membaca dan mencerna al-Qur’an dengan baik. Lebih lanjut, mufassir sebagai subjek memiliki peran yang lebih dominan dibanding al-Qur’an yang berposisi sebagai objek. Hal ini karena al-Qur’an diyakini sebagai objek yang telah siap dan mampu dipahami sebagaimana disinyalir oleh Q.S. al-Qamar 54 : 17/22/32/40, yaitu: