Gejala Medan Tinggi (Resiko Bahaya Operator Generator Terhadap Radiasi Elektromagnetik)

1. Pendahuluan
Seperti halnya rokok, orang yang merokok (perokok aktif) cepat atau lambat, sedikit atau banyak, akan mengalami efek merokok dan asap rokok yang dihirup terhadap kesehatan. Namun, orang yang tidak merokok tapi berada di sekeliling orang yang sedang merokok (perokok pasif), apalagi berada di ruangan tertutup, akan menghirup asap orang yang sedang merokok. Perokok pasif tersebut mungkin akan mengalami akibat yang tidak kalah buruk dengan perokok aktif.
Demikian pula halnya dengan peralatan yang berbasis elektromagnetik seperti pada mesin generator pada suatu pembangkit. Operator cepat atau lambat akan menyerap energi dari gelombang elektromagnetik yang bersumber dari generator tersebut. Dengan perkembangan zaman yang semakin maju sejalan dengan permintaan pasokan listrik berupa daya yang semakin meningkat, maka pada umumnya pada suatu tempat pembangkit memiliki lebih dari satu buah mesin generator dengan daya yang relatif besar.
ZAT hormon melatonin yang dikeluarkan kelenjar pineal gland dalam otak manusia telah terbukti akan terganggu terbentuknya apabila kelenjar itu itu terkena oleh paparan cahaya yang intens, karena dalam proses bekerjanya kelenjar itu sensitif terhadap rangsangan cahaya. Cahaya hanyalah sebagian saja dari spektrum gelombang elektromagnetik yang tampak oleh mata, oleh karenanya spektrum gelombang elektromagnetik lainnya yang tak tampak mata pun sejak lama diduga dapat mengganggu terbentuknya melatonin.
Jawaban ilmiah apakah efek medan magnetik dapat mengganggu terbentuknya zat melatonin memang terjadi pada manusia akan sangat penting artinya bagi kepentingan kesehatan masyarakat, berhubung terganggunya produksi hormon ini hasilnya akan menimbulkan gangguan kesehatan. Misalnya berdampak pada kelesuan, gangguan pada tidur, kestabilan emosi, depresi yang pada akhirnya dapat memicu gangguan denyut jantung manusia hingga menjadi tidak normal.
Resiko frekuensi gelombang elektromagnetik (EMF) sebenarnya tidak hanya dihasilkan oleh generator pada suatu instalasi pembangkitan, namun banyak peralatan lainnya seperti microwave oven, dan dari alat telekomunikasi, seperti hand-phone, radio, TV, dll dengan demikian, EMF sudah mempengaruhi kondisi lingkungan. Namun pada pembahasan kali ini menyangkut resiko seorang operator generator pada instalasi pembangkit yang umumnya bekerja selama 5 jam setiap harinya dan 5 hari setiap minggunya.
Memang, tidak diragukan bahwa manfaat pemakaian listrik sangat luas. Namum, timbul kekhawatiran bahwa paparan dari EMF, walaupun pada tingkat yang rendah, dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Kekhawatiran tersebut terus meningkat setelah muncul hasil studi epidemiologi yang dapat menjelaskan hubungan antara beberapa kejadian penyakit kanker pada manusia dengan hasil pengukuran daya serta frekuensi medan listrik dan medan magnetik. Di antaranya, studi tersebut telah dilakukan oleh NRPB (National Radiobiological Protection Board) Inggris.
Beberapa eksperimen telah dilakukan oleh laboratoria di negara-negara maju sehubungan dengan efek EMF bagi kesehatan. Di dalam eksperimen tersebut, umumnya digunakan hewan percobaan. Hanya sedikit yang menggunakan relawan (manusia). Beberapa faktor telah dicoba menggunakan berbagai frekuensi dan daya medan listrik maupun medan magnetik. Hasil eksperimen sementara mereka menunjukkan beberapa bukti adanya efek ketergantungan biologik terhadap medan EMF dan radiasi RF tingkat rendah. Namun, bukti tersebut belum meyakinkan bahwa EMF dan RF akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Tulisan ini akan membahas pengaruh EMF dan radiasi RF yang dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan. EMF dan RF yang berkemungkinan menyebabkan kanker, serta mekanisme biologiknya juga akan dibahas. Lebih jauh, untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendasar tentang EMF dan radiasi RF, maka mekanisme interaksi EMF berfrekuensi rendah dan radiasi RF dengan suatu bahan juga akan dibahas secara lebih rinci.


2. Klasifikasi Spektrum EMF
Mekanisme interaksi medan listrik dan magnetik dengan benda hidup sebenarnya sangat sederhana, yaitu berupa induksi medan dan juga arus listrik pada jaringan (tissue) biologi3. Besaran medan dan arus listrik tersebut ditentukan oleh hubungan yang kompleks di antara banyak faktor, termasuk frekuensi dan intensitas medan, sifat kelistrikan jaringan tubuh manusia, dan kondisi pemaparan (exposure condition). Jika tubuh menyerap intensitas medan listrik dan magnetik yang relatif cukup, maka hal ini akan merangsang sistem syaraf dan otot-otot di dalam tubuh. Bahkan, pada intensitas yang agak rendahpun hal ini akan berpengaruh pada aktivitas modulasi di dalam otak maupun sistem syaraf.
Lebih jauh lagi, medan listrik di udara akan menginduksi muatan arus listrik (AC) pada permukaan tubuh yang disinari4. Hal ini akan mengakibatkan getaran yang signifikan pada rambut kepala maupun bulu leher. Ambang batas getaran pada rambut manusia menunjukkan variasi yang cukup lebar. Laporan dari ref.4 menunjukkan bahwa hal tersebut terjadi pada sekitar 10% dari orang dewasa yang tersinari oleh 50 Hz medan listrik pada 12 kVm-1, serta 5% dari yang disinari tersebut sekitar 3 kVm-1. Efek tersebut sebetulnya tidak dianggap terlalu berbahaya, namun dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan stress pada orang yang disinari dalam waktu yang lama. Ambang batas yang dapat dianggap mengganggu adalah antara 15 sampai dengan 20 kVm-1[5].
Sejumlah mekanisme interaksi biofisika telah diajukan untuk dapat menjelaskan bagaimana medan listrik berfrekuensi rendah dapat mempengaruhi jaringangan hidup (living tissue) dan mengakibatkan efek biologik yang signifikan. Mekanisme-mekanisme tersebut adalah resonansi ion cyclotron (alat pemercepat partikel), resonansi parametrik, serta efek langsung partikel magnetik pada sel-sel otak. Namun, data eksperimen yang mendukung hal itu sangat sedikit, lebih banyak faktor teori. Sedikitnya, data hasil eksperimen bukan berarti kabar gembira, tetapi hal ini lebih baik dijadikan untuk meningkatkan kehati-hatian.

Dominasi mekanisme interaksi pada jaringan biologik dapat berubah dari arus listrik menjadi panas sejalan dengan meningkatnya frekuensi dari sekitar 100 kHz. Energi foton radiasi RF sangat jauh dari kemungkinan efek secara langsung untuk mengubah ikatan kimia suatu bahan. Medan listrik yang terinduksi di dalam jaringan oleh radiasi RF menghasilkan penyerapan energi akibat polarisasi susunan muatan listrik dan aliran ion-ion. Hal ini dapat dimisalkan bahwa penambahan energi rotasi secara linier akan dengan cepat terdisipasi oleh tumbukan molekul, sehingga akan menghasilkan panas. Penyerapan radiasi RF, pada tingkat permukaan, dapat dideteksi oleh kulit yang sensitif terhadap temperatur. Tetapi, hal tersebut tidak dapat membatasi paparan radiasi EMF yang merusak.
Secara garis besar, energi total yang diserap dan distribusinya di dalam tubuh manusia adalah tergantung beberapa hal:
File Selengkapnya.....

Sponsor

Pengikut