Hadis-Hadis Larangan Menafsirkan Al-Qur'an dengan Ra'yu

ABSTRAK

Berbicara tentang hadis, pasti akan sampai pada permasalahan bahwa tidak semua hadis berkedudukan Qat}’iy al-Wuru>d ada sebagian yang bersifat Z{anniy al-Wuru>d sehingga hadis perlu dieliti kembali roisinalitasnya. Karya ini mengkaji matan hadis larangan menafsirkan al-Qur’an dengan ra’y dan penelitian matan ini tidak bisa terlepas dari penelitian sanad hadisnya. Pada hadis larangan menafsirkan al-Qur’an dengan ra’y sanad hadisnya berkeudukan hasan.
Sedangkan hadis-hadisnya yang terkait secara langsung hanya terdapat pada Sunan al-Turmuzi<, Sunan Abu> Dawu>d dan Musnad Ah}mad bin H{anbal. Sedangkan tentang makna al-Ra’y yang dikehendaki dalam hadis tersebut adalah penafsiran yanga hanya didasarkan pada nalar semata dengan tidak memperhatikan riwayat atau kaedah-kaedah atau pengetahuan yang terkait atau tidak selaras dengan prinsip-prinsip syar’i adalah sesuatu yang sangat berbeda antara menafsirkan al-Qur’an dengan ra’yu (bi al-Ra’y) dengan tafsir bi al-Ra’y yang dalam penefsirannya didominasi oleh akal namun tetap dalam bingkai syar`i.
Redaksi hadis secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut: man qa>la fi<>n, sebagian riwayat menggunakan man qa>la fi kita>billa>h sebagian lagi dengan kata man kaz\aba fi<>n, atau man kaz\aba ‘ala> al-Qur’a>n kemudian diikuti bi al-Ra’yihi dan dalam riwayat lain bi gair ‘ilm. Sebagian riwayat menegaskan fa as}a>ba faqad akht}a>’a dan kemudian disertai ancaman fal yatabwwa’ maq`adahu min al-Na>r.
File Selengkapnya.....

Sponsor

Pengikut