Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadis Nabi SAW (Studi Analisis Terhadap Hadis Tentang Azan di Telinga...

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Hadīs yang merupakan sumber hukum Islam kedua setelah al-Qur'an,
sangat penting bagi umat Islam sebagai pedoman dalam melaksanakan ajaranajaran
Islam. Allah telah mengisyaratkan kepada umat Islam agar mereka
melaksanakan Sunnah Nabi SAW sebagai mana mereka mengamalkan al-
Qur'an, karena keduanya merupakan satu kesatuan.1
Firman Allah :
( .ْ.. وَمَا آتَاآُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاآُ مْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ...(الحشر: 7
... Apa yang diberikan oleh rasul kepadamu, maka hendaklah kamu
menerimanya dan apa yang dilarangnya bagimu, maka hendaklah
kamu meninggalkannya (apa yang dilarangnya itu) …(Q.S. al-hasyr :
7)2
Ayat tersebut di atas menyiratkan bahwa perintah Rasul harus
dilaksanakan dan apapun yang dilarang oleh rasul maka hendaknya
ditinggalkan, yang tentunya segala perintah dan larangan itu ada dalam hadīs
Nabi.
Ada pula beberapa ayat yang menerangkan tentang ketaatan kepada
Rasul diantaranya :
قُلْ أَطِيْعُوا اللهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْكَافِرِينَ (آل
( عمران: 32
Katakanlah :” Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika engkau berpaling,
maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir (Q.S. Ali
Imran : 32)

Ayat diatas mengandung perintah untuk taat kepada Allah dan Rasul-
Nya yang bisa kita artikan bahwa taat kepada Allah adalah dengan
melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah yang tersurat dalam
al Qur'an, sedangkan taat kepada Rasulullah adalah melaksanakan perintah
dan larangannya yang terdapat dalam hadīs Nabi.
Nabi Muhammad SAW sebagai guru terbesar bagi umat Islam
mempunyai perhatian yang sangat besar dan khusus terhadap pendidikan
meski kita tahu bahwa semua hadīs Nabi diantara tujuannya adalah
mengajarkan dan memberikan pengetahuan kepada seluruh umatnya.
Secara umum Hadīs Nabi menuntun kita untuk menjadi hamba Allah
yang taqwa dengan mengamalkan semua perintah dan meninggalkan larangan-
Nya yang diharapkan kita menjadi orang yang fi al-dunya hasanah wa fi alakhirati
hasanah. Untuk menjadikan insan yang bertakwa itu tentunya
dibutuhkan pendidikan sejak dini bagi anak agar bisa tumbuh sesuai dengan
harapan agama yang disebut dengan anak sholeh.
Anak sholeh merupakan tuntunan agama yang juga menjadi harapan
setiap orang tua tetapi tidaklah mudah untuk meraihnya, karena orang tua
sebagai fist school dianjurkan mampu memotivasi perkembangan anak secara
total yang mencakup fisik, emosi, intelektual dan religius-spiritual ; bahwa
perkembangan intelektual senantiasa dibarengi dan seirama dengan
perkembangan religius adalah suatu keniscayaan dalam pendidikan islam4,
sehingga dalam mengukirnya sesuai dengan ajaran agama agar terbentuk
generasi yang setabil dalam mengarungi kehidupan dunia dan akhirnya
selamat sampai kehidupan di akhirat nanti.
Sudah menjadi keharusan bahwa pendidikan terhadap anak merupakan
tanggung jawab orang tua sepenuhnya karena pada dasarnya anak lahir dalam
keadaan fitrah sebagaimana sabda Nabi :
4 Abdurrahman Mas’ud, “Azan Di Telinga Anak”, dalam Nurcholish Madjid, dkk., Puasa
Titian Menuju Rayyan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000), cet. I, hlm. 109.
3
حَدَثَنَا حَاجِبُ بْنُ الوَلِيْ دِ. حَدَثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ عَنِ الزُّبَيْدِ يِّ, عَنِ
الزُّهْرِيِّ. اَخْبَرَنِيْ سَعِيْدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ : اَنَّهُ آَانَ يَقُوْلُ :
مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ اِلاَّ يُ وْلَدُ عَلى الْفِطْرَ ةِ. فَأَبَوَاهُ : ρ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
يُهَوِّدَانِهِ وَ يُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ (رواه مسلم) 5
Dari Abu Hurairah r.a. berkata :Rasulullah SAW bersabda : Tiada
seorang anakpun yang lahir kecuali ia dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka
kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia beragama Yahudi, Nasrani dan
Majusi.
Hadīs tersebut jelas menyebutkan bahwa setiap anak terlahir dalam
keadaan fitrah, polos bagai kain kanvas putih yang akan dapat dengan mudah
dicoreti tinta warna apapun dan dengan bentuk gambar bagaimanapun
sehingga orang tua akan dapat dengan mudah melukiskan dengan corak,
warna dan model yang sesuai dengan kehendaknya, dalam hal ini seakan
Rasulullah memberikan otoritas penuh kepada orang tua tanpa adanya campur
tangan dari pihak lain sampai Rasulullah mengungkapkan bahwa anak (dari
orang muslim) tergantung atas orang tuanya yang mau membentuknya sebagai
generasi Yahudi, Nasrani ataupun Majusi.
Begitu besar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak sejak
dini agar kelak besar nanti anak tidak menempuh jalan yang sesat, diantara
pendidikan terhadap anak sejak awal ini Rasulullah SAW memberikan
suritauladan dengan sebuah hadīs yang diriwayatkan oleh Abu Daud :
File Selengkapnya.....

Sponsor

Pengikut