Penggunaan Analisis Rasio Dan Model Z-Score Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar

BAB I

PENDAHULUAN


Kontinuitas dan berkembangnya suatu usaha merupakan salah satu

tujuan yang selalu diusahakan untuk dicapai oleh setiap perusahaan. Namun

keberhasilan maupun kegagalan tercapainya tujuan tersebut tentu saja

tergantung dari kemampuan manajemen perusahaan dalam mengefektifkan

sumber daya yang dimiliki perusahaan. Untuk itulah diperlukan suatu

manajemen perusahaan yang baik, guna untuk merealisasikan tujuan tersebut.

Demikian halnya dengan perusahaan yang bergerak dalam bidang

industri makanan dan minuman, dalam melaksanakan aktifitas usahanya tidak

terlepas dari berbagai macam masalah yang kompleks dan variatif, sehingga

memerlukan pemecahan yang berbeda-beda. Salah satu masalah yang

dihadapinya adalah seberapa efektif manajemen mengelola perusahaan. Hasil

yang maksimal ataupun minimal dari pengelolaan perusahaan tersebut akan

tercermin dari kinerja keuangan perusahaan yaitu dengan menginterpretasikan

laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan suatu analisis tertentu.

Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan dan manajemen usaha dapat

dicapai, maka perusahaan berkepentingan untuk mengurus kinerja perusahaan

dengan mengadakan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Analisa

laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk mengetahui

posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan



1





2


dengan pemilihan strategi perusahaan yang telah dilaksanakan. Apabila

kinerja belum dianggap memuaskan, maka manajer dapat mengevaluasi titik

lemahnya dan kemudian menetapkan kebijakan yang lebih baik dimasa yang

akan datang. Sedangkan bila kinerjanya dianggap telah memberikan hasil

yang memuaskan maka manajer dapat mempertahankan atau

meningkatkannya (Adnan dan Taufiq, 2001).

Melalui analisis kinerja perusahaan, instansi pemerintah dapat

mengetahui jumlah pajak yang dapat diterima dari perusahaan dan dapat data

lain yang berkaitan dengan program-program pembangunan ekonomi. Pihak

kreditur dan calon kreditur yang akan memperoleh informasi apakah

perusahaan memiliki jaminan yang cukup berupa kemampuan untuk

membayar kewajibannya secara tepat waktu. Pihak langganan dan supplier

akan memperoleh informasi apakah yang bersangkutan masih layak untuk

dipertahankan hubungannya atau bahkan memberikan kemungkinan untuk

memperluas hubungan diantara mereka.

Bagi para pemilik dengan mengetahui kinerja perusahaan akan

diperoleh informasi yang berguna untuk meramalkan kemungkinan yang akan

terjadi dimasa yang akan datang, sehingga diperoleh keputusan apakah akan

membeli saham atau menjual kepemilikannya. Di lain pihak, bagi calon

pemilik informasi tersebut dapat digunakan untuk membuat keputusan apakah

akan membeli saham perusahaan atau menginvestasikan dananya pada

alternatif yang lain. Dengan mengetahui kinerja perusahaan, maka pihak-pihak

di atas akan memiliki pertimbangan tentang keadaan dan perkembangan




3


keuangan perusahaan, berkaitan dengan pengambilan keputusan-keputusan

ekonomi yang akan dilakukannya.

Kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang tercermin pada

laporan keuangan perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan perusahaan

yang dapat menggambarkan kinerja keuangan dari perusahaan yang

bersangkutan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi

perusahaan sangat berguna bagi pihak luar perusahaan. Dalam menganalisa

kinerja keuangan dan hasil operasi perusahaan diperlukan suatu analisis rasio

keuangan pada laporan keuangan yang bersangkutan. Analisis rasio keuangan

memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan-perubahan

pokok pada trend, jumlah, dan hubungan serta alasan perubahan tersebut (Etty

M. Nasser dan Titik Aryati, 2000).

Perusahaan harus menjaga kinerja keuangan agar terhindar dari

kebangkrutan. Untuk itu diperlukan suatu analisis kebangkrutan untuk

memperoleh peringatan awal kebangkrutan. Semakin awal tanda-tanda

kebangkrutan, semakin baik bagi pihak manajemen karena pihak manajemen

bisa melakukan perbaikan-perbaikan. Pihak kreditur dan pihak pemegang

saham bisa melakukan persiapan-persiapan untuk mengatasi berbagai

kemungkinan terburuk.

Tolok ukur kesehatan keuangan yang diperlukan adalah dengan

menetapkan penilaian kinerja keuangan berdasarkan analisis rasio yang

digunakan untuk menilai kondisi baik atau tidaknya kinerja perusahaan dan

analisis model Z-score yang dikembangkan oleh Edward I. Altman (1968)




4


yang digunakan untuk memprediksi suatu kebangkrutan, yaitu dengan

memperhitungkan besarnya nilai diskriminan Z yang dapat mengetahui kinerja

keuangan perusahaan.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Retno Susilowati mahasiswa

UMS 2004 yang mengambil obyek pada perusahaan tekstil dan garmen pada

tahun 2001 dan tahun 2002, obyek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

pada industri makanan dan minuman pada tahun 2001-2003. Dari uraian di

atas maka peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul

“PENGGUNAAN ANALISIS RASIO DAN MODEL Z-SCORE DALAM

MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Empiris pada

Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun

2001-2003).



B. Perumusan Masalah

Prestasi perusahaan dapat dinilai dari besarnya kinerja keuangan

periode tertentu. Kinerja keuangan yang lebih fundamental dalam menjelaskan

kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan adalah rasio keuangan.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat kinerja keuangan berdasarkan tolak ukur analisis rasio?

2. Bagaimana tingkat kinerja keuangan berdasarkan tolak ukur analisis model

Z-score?








C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya akan dibatasi pada:
File Selengkapnya.....

Sponsor

Pengikut