Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin, Lokasi Fraktur Dengan Lama Hari Rawat Pada Pasien Bedah Tulang Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum XXX

Abstraksi:
Kemajuan ilmu dan teknologi telah nyata memberi manfaat bagi kehidupan manusia. Seiring dengan hal itu dampak negatif dari kemajuan tersebut juga semakin dirasakan. Salah satu contoh kemajuan teknologi transportasi, kecelakaan lalu lintas terus terjadi setiap hari. Pada tahun 2003 sebanyak 13.399 kejadian, dari jumlah tersebut sebagian besar dialami oleh kelompok usia produktif, yaitu usia 15-40 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan desain studi korelasi. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi dan menggunakan pedoman evaluasi pada pasien yang telah menjalani perawatan dari pasien masuk hingga pasien dinyatakan sembuh(pulang), kemudian data dianalisis dengan SPSS 10.0. Sampel dari penelitian ini sebanyak 100 orang dari seluruh populasi yang merupakan pasien bedah tulang. Menurut data yang didapatkan, kelompok usia paling banyak adalah golongan usia 15-30 tahun yaitu sebanyak 43%, menurut jenis kelamin paling banyak golongan laki-laki yaitu sebanyak 56%, sedangkan lokasi fraktur paling banyak pada ekstremitas bawah yaitu sebanyak 64%. Hasil uji statistik pada penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dan jenis kelamin dengan lama hari rawat serta ada hubungan yang signifikan antara lokasi fraktur dengan lama hari rawat pada pasien bedah tulang di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum XXX. Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien bedah tulang perlu dipertimbangkan faktpr-faktor lain yang dapat mempengaruhi lamanya hari rawat, sehingga pasien dengan jumlah hari perawatan yang lama dapat tekan.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu dan teknologi telah nyata memberi manfaat yang besar bagi kehidupan manusia. Seiring dengan itu dampak negatif dari kemajuan tersebut juga makin terasa sebagai akibat keteledoran manusia sendiri dalam mengendalikan loncatan ilmu dan teknologi yang dicapainya. Salah satu contoh, kemajuan dalam bidang transportasi maju begitu pesat, dampak yang tidak dikehendakipun muncul, seperti banyak jalan macet akibat kendaraan yang sangat padat, polusi dan akibat yang sering terjadi adalah kecelakaan lalulintas yang banyak mengakibatkan cidera bahkan kematian.
Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan yang sangat serius di seluruh dunia, masalah yang sama juga di hadapi indonesia. Menurut data kepolisian RI pada tahun 2003 jumlah kecelakaan di jalan mencapai 13.399 kejadian dengan jumlah kematian mencapai 9.865 orang, 6.142 orang mengalami luka berat dan 8.694 mengalami luka ringan. Dengan data itu rata-rata setiap hari terjadi 40 kejadian kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 30 orang meninggal dunia, sedangkan sebagian besar kecelakaan dialami oleh kaum laki-laki dari kelompok usia produktif, yakni antara usia 15-40 tahun. Hal ini mengakibatkan penurunan produktivitas secara massal (www.depkes.go.id).
Di seluruh dunia sekitar 140.000 orang mengalami kecelakaan di jalan setiap harinya. Lebih dari 3.000 orang meninggal akibat kecelakaan di jalan dan sekitar 15.000 orang mengalami kecacatan seumur hidup. Bila masalah di jalan tidak diperhatikan dengan sungguh-sungguh, maka dikawatirkan pada tahun 2020 nanti, jumlah korban yang meninggal atau mengalami kecacatan setiap harinya mencapai lebih dari 60% di seluruh dunia. Sehingga kecelakaan di jalan menjadi penyebab utama kesakitan dan kecacatan (www.wahanaartha.com). Kasus-kasus kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan cidera adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius. Cidera merupakan penyebab utama kematian dan ketidakmampuan(cacat) pada anak-anak remaja. Cidera menghancurkan kehidupan dan mata pencaharian jutaan umat manusia. Setiap tahun lebih dari 140.000 orang meninggal karena cidera, dan hanya satu dari tiga orang yang cidera berakibat tidak fatal. Di Amerika, cidera/trauma menjadi penyebab utama kematian pada kelompok usia 15-44 tahun (Hudak & Gallo, 1995).
Data statistik di Rumah Sakit Umum XXX tahun 2004 kasus terbanyak adalah patah tulang (fraktur) yaitu sejumlah 6458 kasus atau 79,58 % bila dibandingkan dengan kasus penyakit yang lain. Rata-rata jumlah pasien bedah tahun 2004 Sedangkan untuk kasus bedah tulang yang menjalani perawatan satu hari (one day care) sejumlah 3202 orang pada tahun 2004. Dari data statistik diatas terlihat bahwa jumlah pasien patah tulang (fraktur) lebih besar daripada pasien dengan penyakit lain sehingga dalam perawatan pasien bedah tulang memerlukan perawatan intensif untuk menekan lamanya hari rawat pada kasus tersebut.
Pada dasarnya setiap individu mempunyai banyak faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam menentukan lamanya perawatan, yaitu antara lain faktor pendidikan, jenis kelamin, sosial ekonomi, lokasi fraktur yang dialami maupun faktor usia. Namun dalam hal ini faktor usia menjadi hal penting yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Dengan adanya beberapa masalah tersebut perlu kiranya peneliti untuk melakukan penelitian yang menggambarkan lebih rinci tentang hubungan antara usia dan lama hari rawat pada pasien bedah tulang di Rumah Sakit Umum XXX.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan yang akan diteliti adalah “Adakah hubungan antara usia, jenis kelamin, lokasi fraktur dengan lama hari rawat pada pasien bedah tulang di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum XXX ?”

C. Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, lokasi fraktur dengan lama hari rawat pada pasien bedah tulang di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum XXX.
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan hubungan antara usia dengan lama hari rawat pada pasien bedah tulang di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum XXX
b. Mendiskripsikan hubungan antara jenis kelamin dengan lama hari rawat pada pasien bedah tulang di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum XXX.
c. Mendiskripsikan hubungan antara lokasi fraktur dengan lama hari rawat pada pasien bedah tulang di ruang rawat inap Rumah sakit Umum XXX.

D. Manfaat Penelitian
a. Sebagai masukan bagi institusi dalam meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan dalam kaitannya dengan kesembuhan pasien bedah tulang sehingga dapat menekan lamanya hari rawat.
b. Bagi perawat agar lebih intensif dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya pada pasien bedah tulang.
c. Untuk menambah khasanah keilmuan bagi peneliti dalam mengkaji permasalahan hubungan usia dan lama hari rawat pada pasien bedah tulang. File Selengkapnya.....

Sponsor

Pengikut