Pengujian January Effect Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN


Dengan semakin meningkatnya pembangunan perekonomian nasional,

pasar modal dapat menjadi penyedia dana yang cukup diperhitungkan bagi

perusahaan selain pembiayaan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Salah

satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisai dana

yang bersumber dari dalam masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan

investasi.

Pasar modal mempunyai beberapa manfaat secara langsung bagi

pembangunan nasional, manfaat tersebut antara lain : memperbaiki struktur

permodalan perusahaan, meningkatkan efisiensi alokasi sumber-sumber dana,

menunjangnya terciptanya perekonomian yang sehat, meningkatkan

penerimaan negara dan dapat mengurangi utang luar negeri swasta.

Untuk meningkatkan pembangunan ekonomi perlu digalakkan

pengarahan dana masyarakat baik melalui perbankan maupun pengembangan

pasar modal. Menurut Husnan dalam Syahib Natarsyah (2000) faktor-faktor

yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal adalah:

1. Penawaran sekuritas, faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang

bersedia untuk menerbitkan sekuritas di pasar modal.

2. Permintaan sekuritas, faktor ini berarti harus banyak masyarakat yang

memiliki jumlah dana yang dipergunakan untuk membeli sekuritas yang




1



2





ditawarkan baik yang berasal dari individu, perusahaan non keuangan

maupun lembaga keuangan.

3. Kondisi politik dan ekonomi, kondisi politik yang stabil akan membantu

pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan

pendapatan masyarakat pada akhirnya akan mempengaruhi penawaran dan

permintaan sekuritas.

4. Masalah hukum dan peraturan, pembeli sekuritas sangat tergantung dari

informasi yang disediakan oleh perusahaan emiten sekuritas, peraturan

yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan

menyesatkan mutlak diperlukan.

5. Peran lembaga-lembaga pendukung pasar modal: seperti BAPEPAM,

Bursa Efek, Akuntan Publik dan lembaga yang lainnya perlu bekerja

secara profesional dan bisa diandalkan sehingga kegiatan emisi dan

transaksi di bursa efek berjalan dengan cepat, efisien dan bisa dipercaya.

Dalam perdagangan saham di pasar modal, saham mempunyai resiko

investasi yang tinggi, karena surat berharga mempunyai sifat yang peka

terhadap perubahan yang terjadi, baik yang terjadi di dalam negeri ataupun di

luar negeri dalam kaitannya dengan politik, ekonomi, moneter, undang-

undang ,industri dan lain sebagainya. Syarat utama yang diinginkan para

investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah

perasaan aman akan ivestasinya. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh

karena investor memperoleh informasinya secara jelas, wajar, dan tepat waktu

sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya.


3





Perkembangan harga saham di pasar modal merupakan suatu indikator

penting tingkah laku pasar, yaitu investor. Untuk melaksanakan suatu

investasi dalam pasar modal, investor sangat membutuhkan informasi.

Informasi tersebut dapat berupa informasi masa lalu, informasi yang

dipublikasikan, maupun informasi privat.

Efisiensi pasar secara umum didefinisikan sebagai hubungan antara

harga-harga sekuritas dengan informasi yang tersedia di pasar. Fama dalam

Jogiyanto (1998) membagi efisiensi pasar modal dalam tiga bentuk, yaitu (1)

efisiensi pasar bentuk lemah (weak form), yaitu pasar yang harga-harga

sekuritasnya secara penuh mencerminkan informasi masa lalu, (2) efisiensi

pasar bentuk setengah kuat (semi strong form), yaitu pasar yang harga-harga

sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, (3)

efisiensi bentuk kuat (strong form), yaitu pasar yang harga-harga sekuritasnya

secara penuh mencerminkan informasi yang privat.

Dalam berbagai penelitian yang menguji January effect terdapat

berbagai perbedaan dari hasil pengujian tersebut. Banyak peneliti yang dalam

hasil penelitiannya menunjukkan adanya January effects, tetapi banyak juga

peneliti dalam hasil penelitiannya menunjukkan tidak adanya January effects.

Dalam pengujian efisiensi pasar bentuk lemah ditemukan bukti adanya

anomali pasar. Anomali pasar tersebut berupa abnormal return, seperti

abnormal return bulan Januari (January effects). Menurut Reignaum dalam

Sukmawati, S dan Daniel, H (2001) return saham-saham yang mengalami

January effect akan mengalami kenaikan yang signifikan dalam transaksi pada


4





awal tahun. Fenomena ini diidentifikasi berulang-ulang sehingga

mempengaruhi perilaku investor pasar modal, terutama pada saat menghadapi

pergantian tahun

.Penelitian mengenai monthly effect yang dilakukan Bodreaux dalam Sri

Dewi Rosemala P (2003) di delapan pasar modal (Denmark, Perancis, Jerman,

Norwegia, Singapura / Malaysia, Spanyol, dan Swiss) selama tahun 1978

sampai dengan 1992 menunjukan bahwa di delapan pasar modal tersebut di

awal tahun terjadi rata-rata return yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata di

bulan lain. Penelitian yang dilakukan Sindang (1997) mengenai January effect

selama tahun 1994 sampai dengan 1997 menunjukan adanya January effect

pada tahun 1996 dan 1997.

Penelitian Ritter dan Chopra dalam Sukmawati S dan Daniel H (2001)

menemukan saham perusahaan kecil dengan beta yang tinggi memiliki return

lebih besar daripada saham perusahaan besar dengan beta yang rendah dan

keadaan ini terjadi pada bulan Januari. Sedangkan penelitian Sri Dewi

Rosemala, P (2003) yang menganalisis January effect pada di Bursa Efek

Jakarta (BEJ) selama tahun 1991 sampai dengan 2000 tidak terdapat stock

return seasonality dan size perusahaan tidak mempengaruhi tingkat return

yang diperoleh dari transaksi perdagangan saham-saham.

Penelitian Sukmawati S dan Daniel Hermawan (2001) yang menguji

January effect terhadap return saham sektor manufaktur periode tahun 1996-

2000 menemukan bahwa pada periode tersebut tidak terjadi January effect.


5





Dengan tidak adanya January effect pada periode tahun 1996-2000, maka di

BEJ pada periode tersebut tidak efisien dalam bentuk lemah (weak form)

Penelitian Legowo dan Machfoedz (1998) yang meneliti efisiensi pasar

modal : perbandingan pada dua periode yang berbeda dalam pasar modal

menghasilkan bahwa di dalam tes keacakan dan tes korelasi seri menunjukan

bahwa pada periode bullish maupun pada periode normal, pasar modal di

Indonesia efisien dalam bentuk lemah. Sedangkan dengan uji jenjang bertanda

Wilcoxon menunjukan bahwa efisiensi pasar modal bentuk lemah pada saat

kondisi bullish dan pada saat normal adalah berbeda, apakah pada saat kondisi

bullish lebih efisien daripada saat normal dan atau sebaliknya.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian Sukmawati

S dan Daniel H (2001). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah periode yang digunakan dalam penelitian, penelitian ini

menggunakan periode tahun 2002 dan 2003. Sedangkan penelitian

sebelumnya periode tahun 1996-2000.

Perusahaan sektor manufaktur merupakan perusahaan yang

mendominasi pada perdagangan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Saham-saham

perusahaan manufaktur terus masuk kedalam indeks saham LQ-45. Saham-

saham yang aktif tidak secara langsung menunjukkan besarnya ukuran

perusahaan atau dapat dikatakan saham yang aktif tidak berarti ukuran

perusahaannya besar.

Berdasarkan uraian-uraian di atas peneliti tertarik mengambil judul “

PENGUJIAN JANUARY EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM


6





PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK

JAKARTA”.



B. PERUMUSAN MASALAH

Dalam penelitian ini perumusan masalah yang digunakan oleh peneliti

adalah:
File Selengkapnya.....

Sponsor

Pengikut