Reaksi Harga Saham Di Bursa Efek Jakarta Terhadap Peristiwa Pemilihan Presiden Secara Langsung 2004 Di Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah

Pengertian pasar modal menurut Husnan (2003:3) yaitu pasar untuk

berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa

diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun penyertaan modal

(saham), baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun

perusahaan swasta. Keberadaan institusi ini bukan hanya sebagai wahana

pembiayaan, tetapi juga sebagai sarana investasi yang melibatkan seluruh potensi

dana masyarakat, baik yang ada dikantong dalam negeri maupun pundi-pundi

yang tersedia diluar negeri. Pemanfaatan pasar modal sebagai sarana investasi

bukan hanya oleh pemodal lokal tetapi juga pemodal asing. Dari sini dapat kita

ketahui bahwa pasar modal bisa memenuhi kebutuhan dana, baik bagi swasta

maupun pemerintah dan BUMN.

Sebagai suatu instrumen ekonomi, pasar modal tidak terlepas dari

berbagai pegaruh lingkungan, terutama lingkungan ekonomi dan politik. Pengaruh

lingkungan ekonomi mikro seperti kinerja perusahaan, perubahan strategi

perusahaan (misalnya kebijakan merger atau divestasi), pengumuman laporan

keuangan atau dividen perusahaan, selalu mendapat tanggapan dari para pelaku

pasar di pasar modal. Selain itu perubahan lingkungan ekonomi makro yang

terjadi seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing,

inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan



1



2




pemerintah, turut berpengaruh pada fluktuasi harga dan volume perdagangan di

pasar modal. Walaupun tidak terkait secara langsung dengan dinamika yang

terjadi di pasar modal, namun lingkungan nonekonomi tidak dapat dipisahkan dari

aktivitas bursa saham. Bebagai isu seperti kepedulian terhadap lingkungan hidup,

hak asasi manusia, serta peristiwa-peristiwa politik seringkali menjadi faktor

utama pemicu fluktuasi harga saham di bursa efek seluruh dunia. Makin

pentingnya peran bursa saham dalam kegiatan ekonomi, membuat bursa makin

sensitif terhadap berbagai peritiwa di sekitarnya, baik berkaitan ataupun tidak

berkaitan secara langsung dengan isu ekonomi (Suryawijaya dan Setiawan, 1998).

Pengambilan informasi yang relevan sebagai pertimbangan untuk

mengambil keputusan dalam melakukan investasi di pasar modal mutlak

diperlukan oleh seorang investor. Kualitas informasi dapat dilihat dari muatan

yang terkandung dalam informasi dari muatan tersebut dapat dilihat atau tidaknya

terhadap aktivitas pasar modal. Informasi tersebut dibutuhkan untuk menetapkan

harga saham sehingga mencerminkan hubungan antara tingkat resiko sehingga

konsekuensi yang mungkin harus dihadapi atau keuntungan yang akan diperoleh

sebagai imbalan atas investasi yang telah dilakukan, dan bagi para investor untuk

memperoleh portofolio sebagai preferensinya sendiri dalam mendapatkan tingkat

pengembalian maksimum dengan tingkat resiko tertentu. Makin pentingnya peran

bursa dalam kegiatan ekonomi, membuat semakin sensitif terhadap berbagai

peristiwa disekitarnya baik berkaitan ataupun tidak berkaitan secara langsung

dengan peristiwa ekonomi. Peristiwa politik erat dengan stabilitas perekonomian

suatu negara. Hal ini disebabkan karena rendahnya risiko kerugian yang



3




diakibatkan oleh faktor non ekonomi, sehingga adanya peristiwa politik yang

mengancam stabilitas negara seperti pemilu, pergantian kepala negara ataupun

berbagai kerusuhan politik, condong mendapatkan respon negatif dari pelaku

pasar.

Salah satu event yang menarik untuk diuji kekuatan muatan informasi

dari suatu peristiwa politik terhadap aktivitas bursa efek adalah pelaksanan

pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia secara langsung tahun 2004.

Event yang dipilih pada Pemilu Presiden putaran kedua pada tanggal 20

September 2004, karena peristiwa ini akan menentukan siapa tokoh yang akan

menjadi pemimpin bangsa yang baru pertama kali dalam sejarah bangsa Indonesia

dipilih secara langsung oleh rakyat bangsa Indonesia. Meskipun perhitungan

perolehan suara pemilihan paket capres dan cawapres tahap kedua ini belum

selesai tetapi para pakar politik dan ahli statistik sudah mulai dapat menebak

hasilnya. Dari hasil kalkulasi sementara, paket SBY-Kalla lebih unggul dibanding

dengan lawannya yaitu pasangan Megawati-Hasyim Muzadi.

Tanda-tanda kemenangan pasangan SBY-Kalla dalam pemilu presiden

terus direspons pasar. Meskipun belum resmi terpilih sudah terjadi euforia di

pasar saham dan kemungkinan akan berlangsung cukup lama. Reaksi pasar itu

membuktikan SBY-Kalla dapat diterima pasar. Sehari setelah pemilu presiden

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) mencatat

rekor tertinggi yang ditutup naik 9,232 poin dibanding sehari sebelumnya dan

berada di posisi 823,858. Hal ini merupakan catatan IHSG tertinggi di BEJ. Rekor

tertinggi sebelumnya terjadi pada 27 April 2004 lalu berada di level 818,159.



4




Selama perdagangan di pasar reguler juga terjadi transaksi cukup sibuk, yaitu

mencapai 21.524 transaksi, dan terjadi perpindahan saham sebanyak 3.696.089 lot

senilai Rp 1,839 triliun. Tercatat ada 68 saham yang harganya melambung, 28

saham harganya turun, dan 265 saham harganya stabil. Seluruh indeks mengalami

kenaikan. Indeks LQ45 naik 2,103 poin menjadi 179,807. Jakarta Islamic Index

(JII) naik 2,297 poin di level 137,025. Indeks papan atas (MBX) naik 3,607 poin

di 220,015. Indeks Papan Pengembangan (DBX) naik 0,739 poin menjadi

191,900. Hanya saja euforia di pasar saham tidak terjadi di pasar uang, atau

setidaknya tidak seperti di pasar modal. Di pasar spot antarbank Jakarta rupiah

ditutup melemah pada posisi Rp 9.025/dolar AS, sementara sehari sebelumnya

bertengger di level Rp 9.010 (Suara Pembaharuan, 22 September 2004).

Seperti pada peristiwa politik sebelumnya, para analis dari perusahaan

investasi pun ikut beropini. Misalnya menurut Stuart Goh dari Pacific Asset

Management Ltd. figur SBY-Kalla adalah calon pemimpin yang dapat diterima

pasar sebagai orang kuat yang mampu mengendalikan sejumlah perbedaan di

Indonesia. Sebuah pujian yang tinggi bagi mantan Menko Polkam itu. Sebenarnya

pujian itu tidak terlalu mengejutkan. Karena sejak April, saat duet SBY-Kalla

baru terbentuk, para analis pasar modal dalam negeri pun mengganggap kedua

tokoh itu sebagai pasangan yang paling ideal dan diterima pasar. Alasannya

sederhana, kedua figur itu memiliki kemampuan yang saling melengkapi. SBY

dinilai memahami dinamika sosial-ekonomi diwilayah barat Indonesia dan Kalla

memahami tentang kondisi Kawasan Indonesia Timur (Bisnis, 8 Juli 2004).



5




Menurut Hartono (2000:392-393), Pengujian kandungan informasi

dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman

mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu

pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar dapat ditunjukkan dengan

adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan yang dapat diukur dengan

menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan

abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa

suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan

abnormal return. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikan

abnormal return kepada pasar.

Penelitian ini mencoba menguji hubungan antara peristiwa politik dalam

negara dengan perubahan harga saham. Penelitian ini mencoba menguji kekuatan

muatan informasi dari suatu peristiwa yang mengancam keamanan suatu negara

terhadap harga saham di bursa efek yang ditunjukkan dengan perubahan harga

saham di Bursa Efek Jakarta terhadap event yang berupa peristiwa politik dalam

negeri.



B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:
File Selengkapnya.....

Sponsor

Pengikut