Analisa Pengaruh Suku Bunga Deposito, Inflasi dan Kurs Dollar Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Keuangan

BAB I

PENDAHULUAN

1


Seiring dengan mulai redanya badai krisis ekonomi yang melanda

indonesia, pasar modal sebagai salah satu insrumen pertumbuhan ekonomi

tidak dapat dipisahkan dari berbagai pengaruh lingkungan. Baik lingkungan

ekonomi maupun lingkungan non-ekonomi (seperti politik, sosial dan

budaya). Kondisi ekonomi makro, seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat

inflasi, nilai tukar mata uang, tingkat suku bunga serta kebijakan sektor

finansial akan berpengaruh terhadap pertumbuhan pasar modal di Indonesia.

Begitu pula dengan faktor non-ekonomi, seperti adanya pergantian

pemerintahan, kerusuhan politik, pemberontakan dan peristiwa lain yang

mengganggu keamanan nasional akan berkaitan erat terhadap kestabilan

perekonomian negara. Semakin penting peran bursa dalam kegiatan ekonomi,

akan membuat bursa semakin sensitif terhadap berbagai peristiwa disekitarnya

baik berkaitan secara langsung ataupun tidak langsung dengan peristiwa

ekonomi. Kondisi politik yang stabil cenderung meningkatkan kinerja suatu

negara. Ini disebabkan oleh rendahnya resiko kerugian yang diakibatkan oleh

faktor non-ekonomi tersebut, sehingga adanya peristiwa politik yang

mengancam stabilitas pertahanan dan keamanan negara, akan mendapat

respon yang negatif dari pelaku pasar di bursa.


2





Setiap negara yang akan melakukan pembangunan memerlukan

modal. Modal yang digunakan dapat berasal dari dalam maupun dari luar

negeri. Secara teoritis, sumber dana pembangunan (modal) berasal dari dalam

negeri dapat berupa tabungan masyarakat dan tabungan pemerintah. Sumber

pembiayaan berasal dari luar negeri dapat berupa investasi modal langsung

dan penanaman modal asing.

Lembaga keuangan, baik bank maupun lembaga keuangan bukan

bank, mempunyai peran yang penting bagi aktivitas perekonomian. Peran

strategis bank dan lembaga keuangan bukan bank tersebut sebagai wahana

yang mampu menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara

efektif dan efisien kearah peningkatan taraf hidup rakyat. Bank dan lembaga

keuangan bukan bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial

intermediaries) sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk

menunjang kelancaran perekonomian.

Bank dan lembaga keuangan bukan bank pada dasarnya mempunyai

fungsi mentransfer dana-dana (loanable funds) dari penabung atau unit surplus

(landers) kepada peminjam (borrowers) atau unit defisit. Dana-dana tersebut

dialokasikan dengan negosiasi antara pemilik dana dengan pemakai dana

melalui pasar uang dan pasar modal (Y. Srisusilo, Sigit Triandaru, dan A.

Totok Budi Santoso, 2000: 7).

Pasar modal merupakan alternatif menggali pembiayaan

pembangunan. Modal dari pasar modal dapat berasal dari dalam dan luar

negeri. Di pasar modal, yang diperjual belikan adalah kepemilikan perusahaan

3





dan surat pernyataan hutang suatu perusahaan. Kepemilikan ini dapat berupa

saham, surat pernyataan hutang seperti obligasi dan surat pernyataan hutang

lainnya yang berjangka panjang.

Pasar modal mempunyai peran penting dalam kegiatan ekonomi

secara makro. Pasar modal dapat berperan dalam kegiatan ekonomi sebagai

alat untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal. Perusahaan

yang memerlukan dana memandang pasar modal sebagai suatu alat untuk

memperoleh dana yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan dana yang

diperoleh dari sektor perbankan. Modal yang diperoleh dari pasar modal,

selain lebih mudah memperolehnya, juga biaya untuk memperoleh modal

tersebut lebih murah.

Pasar modal akan berjalan dengan baik jika informasi yang

diperlukan oleh pihak yang terlibat di dalamnya dapat diperoleh dengan cepat,

tepat, dan akurat.

Salah satu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham

adalah suku bunga deposito. Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998

yang dimaksud dengan deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya

dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah

penyimpan dengan bank (Kasmir, 2002: 80). Jika tingkat suku bunga tabungan

meningkat para investor akan lebih selektif dalam berinvestasi dengan

mempertimbangankan pendapatan bebas resiko yang diterimanya dengan

menyimpan uangnya di bank, ataupun jika berinvestasi pada efek akan

menuntut tingkat keuntungan yang diharapkan harus lebih tinggi dari

4





pendapatan bebas resiko, sehingga akan mempengaruhi jumlah permintaan

investasi pada saham yang berarti akan mempengaruhi harga saham.

Selain suku bunga deposito variabel yang mempengarui harga saham

yang diambil dalam penelitian ini adalah inflasi dan kurs US $. Inflasi adalah

gejala kenaikan harga yang meliputi hampir semua jenis barang dan jasa yang

biasanya dari waktu-kewaktu secara terus menerus sehingga menyebabkan

daya beli rupiah pada suatu tahun berbeda dengan rupiah tahun lainnya

(Boediono, 1986: 155).

Kenaikan harga-harga yang dikarenakan permintaan masyarakat

akan berbagai barang terlalu kuat (demand inflation) pada awalnya akan

menaikkan laba perusahaan karena kenaikan harga umum disertai kenaikan

barang output dan kenaikan barang akhir (barang output) mendahului

kenaikan barang-barang input. Namun jika hal ini terus berlanjut akan

menurunkan daya beli masyarakat yang akan mengakibatkan turunnya

permintaan barang output yang pada akhirnya akan menurunkan laba

perusahaan, laba digunakan sebagai pertimbangan bagi investor dalam

berinvestasi pada saham sehingga akan mempengaruhi jumlah permintaan

pada saham yang juga akan berpengaruh pada harga saham. Pengaruhnya

terhadap indeks harga saham sektor keuangan adalah dengan kuatnya

permintaan masyarakat terhadap barang output akan menyebabkan perusahaan

meningkatkan outputnya guna memenuhi permintaan pasar, sedangkan untuk

manaikkan volume produksi membutuhkan dana, dana ini dapat diperoleh

melalui kredit bank, sehingga bank atau perusahaan sektor keuangan akan

5





mengalami kenaikan laba, dan begitu pula sebaliknya saat permintaan akan

barang output menurun maka perusahaan akan mengurangi produksinya

sehingga akan menurunkan jumlah pinjaman kredit di bank dan perusahaan

sektor keuangan lainnya sehingga hal ini akan mempengaruhi indeks harga

saham sektor keuangan.

Kenaikan harga-harga yang timbul karena kenaikan biaya produksi (cost

inflation) akan menurunkan laba perusahaan karena cost inflation ditandai

dengan kenaikan harga-harga barang input dan faktor produksi yang

mendahului kenaikan harga barang-barang akhir (output) dan adanya

penurunan omzet penjualan barang (kelesuan usaha) sehingga akan cenderung

menurunkan laba perusahaan sehingga akan menurunkan harga saham.

Pengaruhnya terhadap indeks harga saham sektor keuangan adalah dengan

berkurangnya omzet penjualan perusahaan tersebut akan mengurangi jumlah

pinjaman (kredit) pada bank dan lembaga keuangan lainnya sehingga akan

menurunkan laba perusahaan sektor keuangan sehingga akan menurunkan

harga saham perusahaan sektor keuangan yang tercermin dalam indeks harga

saham sektor keuangan.

Kurs valuta asing (US $) dipilih sebagai variabel dalam penelitian ini

karena US $ merupakan mata uang yang dipergunakan dalam perdagangan di

hampir seluruh penjuru dunia, sehingga dapat dikatakan bahwa mata uang ini

adalah mata uang terpenting dalam perdagangan internasional. Rendahnya

nilai tukar rupiah terhadap mata uang US $ juga menyebabkan harga saham

6





menjadi murah bagi investor asing. Bagi mereka ini merupakan saat yang

tepat melakukan investasi pembelian saham.

Kurs yang terus berfluktuasi dengan begitu lebar menyebabkan

bertambahnya hasrat untuk berspekulasi atau bermain di pasar uang dari pada

di pasar modal, karena memungkinkan untuk memperoleh keuntungan yang

relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang didapat di pasar modal sehingga

akan mempengaruhi jumlah permintaan investasi pada saham sehingga akan

mempengaruhi harga saham di pasar modal.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah

dilakukan oleh Kusdiyanto, SE, M.Si tahun 1996. Dalam penelitian tersebut

telah digunakan seluruh harga saham Bank-Bank Umum Devisa Swasta

Nasional sebagai sampel penelitian serta bank-bank go publik sebagai

populasinya dan hasil penelitiannya telah disimpulkan bahwa variabel tingkat

bunga mempunyai pengaruh yang siknifikan terhadap harga saham bank-bank

go publik. Serta penelitian yang dilakukan oleh Sugeng Mulyono tahun 2000

dengan menggunakan variabel tingkat suku bunga sebagai variabel

independen dan harga saham perusahaan kelompok sektor aneka industri

sebagai populasinya memberikan kesimpulan bahwa tingkat bunga

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan

kelompok sektor aneka industri. Adapun yang membedakan dari penelitian

sebelumnya adalah:
File Selengkapnya.....

Sponsor

Pengikut