BAB I
PENDAHULUAN
15
Dengan berkembangnya teknologi dan semakin jauhnya spesialisasi
dalam perusahaan serta makin banyaknya perusahaan yang menjadi besar,
maka faktor produksi mempunyai peranan yang penting dalam mendorong
perkembangan perusahaan. Pendirian suatu perusahaan pada umumnya tidak
hanya untuk tujuan jangka pendek saja, tetapi juga untuk jangka panjang yang
mana hasil produksinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
serta agar dapat memperoleh penghasilan yang berupa keuntungan dari
penjualan hasil produksinya.
Perusahaan dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi produksi yang
menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan
atau memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Dalam
menjalankan usahanya, setiap pengusaha harus mampu mengelola perusahaan
secara efektif dan efisien agar berkembang sesuai dangan tujuan yang telah
ditetapkan dalam kebijaksanaan perusahaan. Salah satu tujuan didirikan
perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan tingkat
keuntungan yang semakin meningkat, sehingga perusahaan dapat menjaga dan
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Perkembangan perusahaan yang semakin beragam makin meningkatkan
arti pentingnya faktor produksi yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan
1
16
yaitu faktor modal. Tanpa modal mustahil kegiatan perusahaan dapat berjalan
karena dengan modal ini segala kebutuhan untuk proses produksi terpenuhi.
Menurut Bambang Riyanto (1995:18) yang mengutip pendapat Baker bahwa
modal baik yang berupa barang konkrit yang ada dalam rumah tangga
perusahaan yang berada di sebelah debet maupun berupa daya beli atau nilai
tukar dari barang itu yang dicatat di sebelah kredit. Setiap perusahaan selalu
membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari, misalkan
untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh,
gaji pegawai, dan lain sebagainya, dimana dana yang telah dikeluarkan itu
diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang
pendek melalui hasil penjualan produksinya.
Menurut S.Munawir (1993:114) mengemukakan bahwa modal kerja
yang cukup memungkinkan perusahaan beroperasi dengan seekonomis
mungkin. Akan tetapi, adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan
adanya dana yang tidak produktif dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi
perusahaan karena adanya kesempatan yang disia-siakan. Sebaliknya adanya
ketidakcukupan modal kerja merupakan sebab utama kegagalan perusahaan.
Peranan modal kerja sangat penting bagi perusahaan, misalnya untuk
menjamin kontinuitas perusahaan dan menjamin likuiditas perusahaan.
Perusahaan memerlukan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari.
Dengan adanya modal kerja yang cukup akan menguntungkan perusahaan dan
memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien
sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan-kesulitan keuangan didalam
17
3
menjalankan usahanya. Jumlah keuntungan yang diperoleh secara teratur
merupakan faktor yang penting dalam menilai profitabilitas.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu. Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur
efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan
memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi.
Oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan
ukuran bahwa perusahaan tersebut dapat melangsungkan hidupnya secara
kontinyu. Menurut Bambang Riyanto (1995:29) mengemukakan bahwa bagi
perusahaan pada umumnya masalah profitabilitas adalah penting daripada
laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa
perusahaan tersebut telah bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui
dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal
yang menghasilkan laba. Sehingga profitabilitas merupakan pencerminan dari
efisiensi. Dengan demikian maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan
adalah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tapi yang lebih
penting adalah usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya. Berhubungan
dengan hal itu maka bagi perusahaan pada umumnya usahanya lebih
diarahkan untuk mendapatkan titik rentabilitas maksimal daripada laba
maksimal.
Pada dasarnya modal kerja yang dimiliki perusahaan akan digunakan
untuk menghasilkan laba, dimana jumlah keuntungan yang diperoleh
perusahaan setiap periode akuntansi merupakan faktor penting dalam menilai
18
4
tingkat profitabilitas. Perubahan modal kerja setiap periode menunjukkan
bertambah atau berkurangnya modal kerja, sedangkan perubahan profitabilitas
menunjukkan naik atau turunnya profit yang diperoleh.
Pada penelitian ini meneliti tentang pengaruh perubahan modal kerja
terhadap perubahan profitabilitas pada perusahaaan manufaktur go public di
BEJ untuk periode tahun 2000, 2001 dan 2002, dengan sampel sebanyak 40
perusahaan manufaktur dengan kriteria perusahaan yang mempunyai aktiva
lancar lebih besar daripada hutang lancar.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Yuni Tri Hapsari (2000),
mengenai pengaruh perubahan modal kerja terhadap rentabilitas pada
perusahaan PT Gunung Emas Perkasa Indonesia, Sragen untuk tahun 1998-
2000. dari hasil penelitiannya, diperoleh bahwa hubungan antara modal kerja
dengan rentabilitas, maka pengontrolan factor rentabilitas akan lebih mudah
apabila dilihat dari factor modaldan modal kerja berpengaruh positif terhadap
GPM, ROI, NPM, EPTI, NEPR dan modal kerja berpengaruh negative
terhadap OR dan modal kerja memiliki hubungan tidak signifikan terhadap
PRTO.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu seperti diatas, maka pada
penulisan skripsi ini penulis mencoba lagi untuk mengetahui pengaruh
perubahan modal kerja terhadap rentabilitas. namun disini saya mengubah
variable rentabilitas dengan variable profitabilitas dan menambah obyek
penelitian menjadi lebih banyak yaitu sebanyak 40 perusahaan manufaktur
yang terdaftar diBEJ, sehingga nanti akan dapat diketahui apakah dari hasil
5 19
kesimpulan terdahulu berlaku juga pada pada 40 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEJ yang akan diteliti.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk
mengambil judul “Pengaruh Perubahan Modal Kerja Terhadap
Perubahan Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di
BEJ”.
B. Perumusan Masalah
Adakah pengaruh antara perubahan modal kerja terhadap perubahan
profitabilitas pada perusahaan manufaktur go public di BEJ pada periode
tahun 2000-2002?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah diatas, profitabilitas sabagai variabel
dependen dapat dijelaskankan dalam bentuk rasio-rasio profitabilitas. Dalam
penelitian ini hanya digunakan beberapa rasio yang merupakan penjelasan dari
profitabilitas, antara lain: gross profit margin (GPM), operating profit
margin(OPM), net profit margin (NPM), rentabilitas ekonomi (RE), net
earning power ratio (ROI) dan rate of return for the owners (ROE).
D. Tujuan penelitian
20
6
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
PENDAHULUAN
15
Dengan berkembangnya teknologi dan semakin jauhnya spesialisasi
dalam perusahaan serta makin banyaknya perusahaan yang menjadi besar,
maka faktor produksi mempunyai peranan yang penting dalam mendorong
perkembangan perusahaan. Pendirian suatu perusahaan pada umumnya tidak
hanya untuk tujuan jangka pendek saja, tetapi juga untuk jangka panjang yang
mana hasil produksinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
serta agar dapat memperoleh penghasilan yang berupa keuntungan dari
penjualan hasil produksinya.
Perusahaan dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi produksi yang
menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan
atau memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Dalam
menjalankan usahanya, setiap pengusaha harus mampu mengelola perusahaan
secara efektif dan efisien agar berkembang sesuai dangan tujuan yang telah
ditetapkan dalam kebijaksanaan perusahaan. Salah satu tujuan didirikan
perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan tingkat
keuntungan yang semakin meningkat, sehingga perusahaan dapat menjaga dan
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Perkembangan perusahaan yang semakin beragam makin meningkatkan
arti pentingnya faktor produksi yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan
1
16
yaitu faktor modal. Tanpa modal mustahil kegiatan perusahaan dapat berjalan
karena dengan modal ini segala kebutuhan untuk proses produksi terpenuhi.
Menurut Bambang Riyanto (1995:18) yang mengutip pendapat Baker bahwa
modal baik yang berupa barang konkrit yang ada dalam rumah tangga
perusahaan yang berada di sebelah debet maupun berupa daya beli atau nilai
tukar dari barang itu yang dicatat di sebelah kredit. Setiap perusahaan selalu
membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari, misalkan
untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh,
gaji pegawai, dan lain sebagainya, dimana dana yang telah dikeluarkan itu
diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang
pendek melalui hasil penjualan produksinya.
Menurut S.Munawir (1993:114) mengemukakan bahwa modal kerja
yang cukup memungkinkan perusahaan beroperasi dengan seekonomis
mungkin. Akan tetapi, adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan
adanya dana yang tidak produktif dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi
perusahaan karena adanya kesempatan yang disia-siakan. Sebaliknya adanya
ketidakcukupan modal kerja merupakan sebab utama kegagalan perusahaan.
Peranan modal kerja sangat penting bagi perusahaan, misalnya untuk
menjamin kontinuitas perusahaan dan menjamin likuiditas perusahaan.
Perusahaan memerlukan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari.
Dengan adanya modal kerja yang cukup akan menguntungkan perusahaan dan
memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien
sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan-kesulitan keuangan didalam
17
3
menjalankan usahanya. Jumlah keuntungan yang diperoleh secara teratur
merupakan faktor yang penting dalam menilai profitabilitas.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu. Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur
efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan
memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi.
Oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan
ukuran bahwa perusahaan tersebut dapat melangsungkan hidupnya secara
kontinyu. Menurut Bambang Riyanto (1995:29) mengemukakan bahwa bagi
perusahaan pada umumnya masalah profitabilitas adalah penting daripada
laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa
perusahaan tersebut telah bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui
dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal
yang menghasilkan laba. Sehingga profitabilitas merupakan pencerminan dari
efisiensi. Dengan demikian maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan
adalah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tapi yang lebih
penting adalah usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya. Berhubungan
dengan hal itu maka bagi perusahaan pada umumnya usahanya lebih
diarahkan untuk mendapatkan titik rentabilitas maksimal daripada laba
maksimal.
Pada dasarnya modal kerja yang dimiliki perusahaan akan digunakan
untuk menghasilkan laba, dimana jumlah keuntungan yang diperoleh
perusahaan setiap periode akuntansi merupakan faktor penting dalam menilai
18
4
tingkat profitabilitas. Perubahan modal kerja setiap periode menunjukkan
bertambah atau berkurangnya modal kerja, sedangkan perubahan profitabilitas
menunjukkan naik atau turunnya profit yang diperoleh.
Pada penelitian ini meneliti tentang pengaruh perubahan modal kerja
terhadap perubahan profitabilitas pada perusahaaan manufaktur go public di
BEJ untuk periode tahun 2000, 2001 dan 2002, dengan sampel sebanyak 40
perusahaan manufaktur dengan kriteria perusahaan yang mempunyai aktiva
lancar lebih besar daripada hutang lancar.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Yuni Tri Hapsari (2000),
mengenai pengaruh perubahan modal kerja terhadap rentabilitas pada
perusahaan PT Gunung Emas Perkasa Indonesia, Sragen untuk tahun 1998-
2000. dari hasil penelitiannya, diperoleh bahwa hubungan antara modal kerja
dengan rentabilitas, maka pengontrolan factor rentabilitas akan lebih mudah
apabila dilihat dari factor modaldan modal kerja berpengaruh positif terhadap
GPM, ROI, NPM, EPTI, NEPR dan modal kerja berpengaruh negative
terhadap OR dan modal kerja memiliki hubungan tidak signifikan terhadap
PRTO.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu seperti diatas, maka pada
penulisan skripsi ini penulis mencoba lagi untuk mengetahui pengaruh
perubahan modal kerja terhadap rentabilitas. namun disini saya mengubah
variable rentabilitas dengan variable profitabilitas dan menambah obyek
penelitian menjadi lebih banyak yaitu sebanyak 40 perusahaan manufaktur
yang terdaftar diBEJ, sehingga nanti akan dapat diketahui apakah dari hasil
5 19
kesimpulan terdahulu berlaku juga pada pada 40 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEJ yang akan diteliti.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk
mengambil judul “Pengaruh Perubahan Modal Kerja Terhadap
Perubahan Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di
BEJ”.
B. Perumusan Masalah
Adakah pengaruh antara perubahan modal kerja terhadap perubahan
profitabilitas pada perusahaan manufaktur go public di BEJ pada periode
tahun 2000-2002?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah diatas, profitabilitas sabagai variabel
dependen dapat dijelaskankan dalam bentuk rasio-rasio profitabilitas. Dalam
penelitian ini hanya digunakan beberapa rasio yang merupakan penjelasan dari
profitabilitas, antara lain: gross profit margin (GPM), operating profit
margin(OPM), net profit margin (NPM), rentabilitas ekonomi (RE), net
earning power ratio (ROI) dan rate of return for the owners (ROE).
D. Tujuan penelitian
20
6
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah