BAB I
PENDAHULUAN
1
Salah satu alternative bagi perusahaan untuk memperoleh dana atau
tambahan modal adalah melalui pasar modal. Pasar modal adalah merupakan
badan yang menyediakan fasilitas pihak yang berlebih (investor) kepada pihak
yang kekurangan (perusahaan). Pihak investor, kreditur dan pihak lain yang
mempunyai kepentingan dengan perusahaan menggunakan informasi laporan
keuangan untuk membantu proses pengambilan keputusan (Wahyuni, 1998)
Bursa Efek Jakarta adalah salah satu perusahaan efek yang ada di
Indonesia yang bertugas memberikan sarana dan prasarana dalam melakukan
transaksi efek yang salah satunya adalah saham
Umumnya masyarakat luas menganggap bahwa melakukan investasi itu
adalah membeli suatu “barang” tertentu yang dimasa mendatang untuk
mendapatkan rate of return (tingkat pengembalian modal) dari investasi tersebut.
Hal mendasar yang dipertimbangkan dalam keputusan investasi adalah return dan
risk. Dalam bukunya, Ang (1997) mendefinisikan Return (kembalian) adalah
tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang
dilakukannya. Oleh karena itulah tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati
dari suatu investasi, tentunya pemodal tidak akan mau melakukan investasi. Pada
dasarnya justifikasi atas return yang diterima harus dianalisa, antara lain melalui
analisa return histories yang terjadi pada periode sebelumnya, dengan dasar
2
analisa tersebut kita lalu menentukan tingkat kembalian yang diinginkan
(expected return). Expected return dapat didefinisikan sebagai kembalian yang
diharapkan oleh seorang investor atas suatu investasi yang akan diterima pada
masa yang akan datang.
Sebab ketika berinvestasi investor mengharapkan tingkat pengembalian
tertentu namun ketika periode investasi berakhir investor dihadapkan dengan
tingkat pengembalian yang sebenarnya didapat. Hasil yang didapat investor bisa
jadi lebih dari yang diharapkan atau mungkin juga justru dibawah dari yang
diharapkan sehingga dalam proses pengambilan keputusan berinvestasi investor
perlu memperhitungkan risiko yang terkait dalam suatu investasi. Risk adalah “the
change that actual return on investment will be different from its expected return”
(Jones, 1996). Hal ini yang menimbulkan munculnya prinsip dalam ekonomi yaitu
“High Risk High Return”
Pada dasarnya terdapat 3 jenis sikap investor terhadap risiko, yaitu senang
(desire) menghadapi resiko, anti terhadap resiko (risk aversion) dan acuh
(indifference) terhadap risiko (Husnan, 1993). Kelompok pengambil risiko (risk
Seeker) adalah mereka yang senang menghadapi resiko. Bila dihadapkan pada dua
pilihan, yaitu investasi yang kurang atau yang lebih mengandung resiko dengan
perkiraan jumlah pengembalian yang sama seorang risk seeker akan lebih suka
memilih jenis investasi yang lebih mengandung resiko. Tetapi dengan dua jenis
pilihan seperti yang diatas seorang anti resiko (risk averter) akan cenderung
menjatuhkannya pada jenis investasi yang kurang mengandung resiko. Sementara
itu seorang yang acuh terhadap resiko (risk indifference) tidak akan peduli akan
3
jenis investasi mana yang akan diambil. Walaupun sudah jelas ada pihak yang
bersikap senang menghadapi resiko, atau yang acuh namun baik akal sehat
maupun pengamatan telah menunjukkan bahwa manajer maupun pemilik
perusahaan cenderung menghindari resiko
Pasar modal dibentuk dengan dua alasan penting yaitu fungsi ekonomi dan
fungsi keuangan. Fungsi ekonomi berarti pasar modal menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari lender ke borrower. Fungsi keuangan berarti para lenders
menyediakan dana bagi para borrowers tanpa harus terlibat langsung dalam
kepemilikan aktiva real yang dibutuhkan untuk investasi tersebut
Dari kedua fungsi pasar modal tersebut diatas, secara umum dapat
dikatakan bahwa pasar modal yang ideal adalah pasar dimana harga-harga yang
terbentuk dipasar merupakan suatu syarat adanya alokasi sumber dana yang
akurat. Dengan kata lain perusahaan dapat membuat keputusan-keputusan tentang
produksi secara tepat, efisien, sedangkan investor dapat memilih saham atau surat
berharga lainya pada tingkat harga yang wajar. Harga yang wajar tersebut
mencerminkan nilai intrinsic perusahaan. Pasar modal yang efisien tersebut
adalah pasar yang efisien dan likuid.
Beaver (1970) dalam penelitiannya mengenai perilaku pengukuran laba ,
dikatakan bahwa laba sebagai sesuatu yang sulit untuk dipahami artinya bebas
dari kesalahan pengukuran, yaitu dalam hal ini laba didefinisikan sebagai sesuatu
yang mampu memberikan fungsi kegunaan.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Triafni Nur
Indraswari Basuki (2002). Perbedaannya terletak pada, pertama periode penelitian
4
yaitu tahun 2003. Kedua, sample yang digunakan adalah saham dengan sektor
manufaktur
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
maka dapat ditarik suatu perumusan masalah yaitu : “Apakah publikasi laba
akuntansi mempunyai pengaruh terhadap abnormal return saham di Bursa Efek
Jakarta tahun 2003 ?”
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar tidak meluasnya permasalahan yang
ada. Pembatasan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
PENDAHULUAN
1
Salah satu alternative bagi perusahaan untuk memperoleh dana atau
tambahan modal adalah melalui pasar modal. Pasar modal adalah merupakan
badan yang menyediakan fasilitas pihak yang berlebih (investor) kepada pihak
yang kekurangan (perusahaan). Pihak investor, kreditur dan pihak lain yang
mempunyai kepentingan dengan perusahaan menggunakan informasi laporan
keuangan untuk membantu proses pengambilan keputusan (Wahyuni, 1998)
Bursa Efek Jakarta adalah salah satu perusahaan efek yang ada di
Indonesia yang bertugas memberikan sarana dan prasarana dalam melakukan
transaksi efek yang salah satunya adalah saham
Umumnya masyarakat luas menganggap bahwa melakukan investasi itu
adalah membeli suatu “barang” tertentu yang dimasa mendatang untuk
mendapatkan rate of return (tingkat pengembalian modal) dari investasi tersebut.
Hal mendasar yang dipertimbangkan dalam keputusan investasi adalah return dan
risk. Dalam bukunya, Ang (1997) mendefinisikan Return (kembalian) adalah
tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang
dilakukannya. Oleh karena itulah tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati
dari suatu investasi, tentunya pemodal tidak akan mau melakukan investasi. Pada
dasarnya justifikasi atas return yang diterima harus dianalisa, antara lain melalui
analisa return histories yang terjadi pada periode sebelumnya, dengan dasar
2
analisa tersebut kita lalu menentukan tingkat kembalian yang diinginkan
(expected return). Expected return dapat didefinisikan sebagai kembalian yang
diharapkan oleh seorang investor atas suatu investasi yang akan diterima pada
masa yang akan datang.
Sebab ketika berinvestasi investor mengharapkan tingkat pengembalian
tertentu namun ketika periode investasi berakhir investor dihadapkan dengan
tingkat pengembalian yang sebenarnya didapat. Hasil yang didapat investor bisa
jadi lebih dari yang diharapkan atau mungkin juga justru dibawah dari yang
diharapkan sehingga dalam proses pengambilan keputusan berinvestasi investor
perlu memperhitungkan risiko yang terkait dalam suatu investasi. Risk adalah “the
change that actual return on investment will be different from its expected return”
(Jones, 1996). Hal ini yang menimbulkan munculnya prinsip dalam ekonomi yaitu
“High Risk High Return”
Pada dasarnya terdapat 3 jenis sikap investor terhadap risiko, yaitu senang
(desire) menghadapi resiko, anti terhadap resiko (risk aversion) dan acuh
(indifference) terhadap risiko (Husnan, 1993). Kelompok pengambil risiko (risk
Seeker) adalah mereka yang senang menghadapi resiko. Bila dihadapkan pada dua
pilihan, yaitu investasi yang kurang atau yang lebih mengandung resiko dengan
perkiraan jumlah pengembalian yang sama seorang risk seeker akan lebih suka
memilih jenis investasi yang lebih mengandung resiko. Tetapi dengan dua jenis
pilihan seperti yang diatas seorang anti resiko (risk averter) akan cenderung
menjatuhkannya pada jenis investasi yang kurang mengandung resiko. Sementara
itu seorang yang acuh terhadap resiko (risk indifference) tidak akan peduli akan
3
jenis investasi mana yang akan diambil. Walaupun sudah jelas ada pihak yang
bersikap senang menghadapi resiko, atau yang acuh namun baik akal sehat
maupun pengamatan telah menunjukkan bahwa manajer maupun pemilik
perusahaan cenderung menghindari resiko
Pasar modal dibentuk dengan dua alasan penting yaitu fungsi ekonomi dan
fungsi keuangan. Fungsi ekonomi berarti pasar modal menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari lender ke borrower. Fungsi keuangan berarti para lenders
menyediakan dana bagi para borrowers tanpa harus terlibat langsung dalam
kepemilikan aktiva real yang dibutuhkan untuk investasi tersebut
Dari kedua fungsi pasar modal tersebut diatas, secara umum dapat
dikatakan bahwa pasar modal yang ideal adalah pasar dimana harga-harga yang
terbentuk dipasar merupakan suatu syarat adanya alokasi sumber dana yang
akurat. Dengan kata lain perusahaan dapat membuat keputusan-keputusan tentang
produksi secara tepat, efisien, sedangkan investor dapat memilih saham atau surat
berharga lainya pada tingkat harga yang wajar. Harga yang wajar tersebut
mencerminkan nilai intrinsic perusahaan. Pasar modal yang efisien tersebut
adalah pasar yang efisien dan likuid.
Beaver (1970) dalam penelitiannya mengenai perilaku pengukuran laba ,
dikatakan bahwa laba sebagai sesuatu yang sulit untuk dipahami artinya bebas
dari kesalahan pengukuran, yaitu dalam hal ini laba didefinisikan sebagai sesuatu
yang mampu memberikan fungsi kegunaan.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Triafni Nur
Indraswari Basuki (2002). Perbedaannya terletak pada, pertama periode penelitian
4
yaitu tahun 2003. Kedua, sample yang digunakan adalah saham dengan sektor
manufaktur
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
maka dapat ditarik suatu perumusan masalah yaitu : “Apakah publikasi laba
akuntansi mempunyai pengaruh terhadap abnormal return saham di Bursa Efek
Jakarta tahun 2003 ?”
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar tidak meluasnya permasalahan yang
ada. Pembatasan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :